Suara.com - Tak sedikit orang yang berandai-andai mengenai hari tuanya. Membayangkan di hari tua bisa menghabiskan waktu bersama cucu kesayangan tanpa kekurangan finansial.
Namun, pada kenyataannya tak sedikit juga di hari tuanya justru masih sibuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Pertanyaannya, kamu mau menjalani masa tua mu seperti apa? Kalau masa tua mu tak ingin dihabiskan dengan sibuk bekerja, seperti dilansir dari Moneysmart.id jaringan Suara.com cobalah menghindari 6 pemikiran ini sejak usia muda.
1. Berhenti berfikir "rezeki tak akan kemana-mana"
Baca Juga: Tak Mau Miskin di Hari Tua? Coba 5 Cara Mudah Ini
Lulus kuliah lalu masuk dunia kerja, sesampainya di tahap tersebut kamu mendapatkan promosi jabatan dan penghasilan atau gajimu naik. Usai melalui proses tersebut yang namanya kesempatan buat naik jabatan lagi pasti bakal ada.
Saat mendapatkan pertanyaan soal masa depan, jawaban yang sering kali terucap banyak orang adalah “rezeki pasti ada di mana-mana”.
Seandainya hal ini berjalan sesuai rencana atau cita-citamu tentunya kamu wajib bersyukur. Tapi apa yang terjadi jika sebaliknya?
Kamu tentunya bakal menikah dan mempunyai anak. Sementara itu, inflasi adalah hal yang bakal ada. Sedia payung sebelum hujan itu hukumnya wajib. Sama halnya dengan mempersiapkan kebutuhan finansial untuk hal-hal yang gak diinginkan.
2. Boros
Baca Juga: Wow, Jika Pensiun Ternyata Ridwan Kamil Mau Buka Salon
Membiarkan gaji ludes untuk belanja barang yang kita inginkan bukanlah hal yang tepat buat dibiarkan begitu aja. Kebiasaan ini seringkali dilakukan di usia kepala dua, maka sulit bagimu buat merdeka finansial di usia kepala empat.
Gak sedikit perencana keuangan yang bilang kalau generasi millenial saat ini memang sangat mementingkan gaya hidup. Hingga akhirnya mereka cuek buat membeli properti atau aset lain yang berguna buat masa depan.
Apakah kamu salah satu di antara mereka? Hati-hati lho, nanti masa tuamu gak tenang.
3. Pelit investasi
Beberapa investasi seperti reksadana atau P2P lending memang bisa dimulai dengan bujet Rp 50 ribu atau 100 ribu. Jangankan Rp 50 ribu, tabungan emas atau saham bahkan bisa dimulai dengan uang Rp 6 ribu perak!
Nominal kecil ini sejatinya mencoba mengajari kita bahwa investasi itu bukanlah hal yang mahal. Tapi bisa dimulai dengan uang yang “sesuai dengan penghasilan kita”.
Ketika kita cuma mengandalkan sedikit uang buat investasi, maka imbal hasil yang didapat juga kecil begitu dengan sebaliknya.
So! Gak usah pelit-pelit deh soal investasi. Alokasikan saja 10 hingga 20 persen dari penghasilan per bulan. Tujuannya tentu saja agar di masa tua nanti, kita memiliki tambahan dana pensiun.
4. Serakah cari untung
Ini adalah kebiasaan buruk buat mereka yang udah paham soal investasi. Lebih tepatnya adalah saham, forex, atau instrumen derivatif
Merupakan kebalikan dari nomor ketiga. Kalau yang ketiga kamu memiliki rasa pelit yang satu ini jor-joran karena tujuannya mencari cuan atau keuntungan berlimpah. Bahkan rela menggunakan seluruh uangnya.
Hal ini juga gak baik dilakukan karena setiap investasi dengan imbal hasil besar memiliki risiko yang cukup besar. Apa jadinya jika investasi itu berbalik arah dan membuatmu rugi?
5. Menggunakan dana pensiun sebelum waktunya
Mungkin saja, di usia kepala dua ini kamu udah mulai berinvestasi buat masa tuamu. Sebut aja seperti nabung saham, beli reksadana, dan lainnya. Termasuk salah satu di antaranya adalah berpartisipasi dengan BPJS TK (BPJS Ketenagakerjaan).
Dana investasi gak boleh dicairkan sebelum waktunya. Tapi terkadang, ketika cuannya udah di atas 10 persen atau bahkan 30 persen, tentu aja sangat menggiurkan buat mencairkannya bukan?
Atau sebut saja, kamu resign dari tempat kerjamu dan melihat saldo JHT atau BPJS TK yang sangat besar. Pasti tergoda buat mencairkan uang tersebut.
Sebelum kamu berniat melakukan hal itu, coba pikir matang-matang bahwasannya di masa depan nanti, dana tersebut bisa jadi “jauh” lebih besar ketimbang sekarang. Pilih mana? Cairkan sekarang apa nanti aja?
6. Menyerah
Nah, poin terakhir ini adalah paling buruk di antara yang lain. Menyerah karena merasa gagal, adalah sebuah keputusan yang paling berbahaya bisa berakibat fatal di masa depan.
Gagal di usia muda dalam karier atau usaha itu wajar. Banyak sekali orang sukses dan crazy rich yang mengalami hal ini.
Seandainya terbeit dipikiran mu soal keinginan menyerah, tanyakan pada diri sendiri, “mengapa keputusan ini muncul? Mau ke mana dirimu usai menyerah?”.
Itulah enam kesalahan di usia kepala dua yang bisa membuatmu kerja hingga di usia senja. Mumpung masih muda, yuk kita benahi diri sendiri demi masa depan yang baik.