Suara.com - PT PLN (Persero) berhasil mencatatkan obligasi Samurai melalui penawaran umum kepada para investor di Jepang dan berhasil mendapatkan dana segar sebesar 23,2 miliar Yen Jepang (JPY), yang diterbitkan dalam 3 tranche, yang terdiri dari masing-masing tenor 3 tahun, 5 tahun, dan 10 tahun dengan kupon tetap
Obligasi ini mendapatkan peringkat "Baa2" oleh Moody's, "BBB" oleh Standard and Poor's, dan "BBB" oleh Japan Credit Rating.
Penerbitan ini menjadi sangat penting, karena PLN kembali berhasil melakukan penerbitan dalam denominasi mata uang asing, selain yang selama ini diterbitkan yaitu dolar Amerika Serikat, setelah berhasil melakukan penerbitan surat utang berdenominasi Euro pada Oktober 2018.
Selain itu, transaksi ini sangat penting karena beberapa alasan, yaitu merupakan penawaran obligasi Samurai pertama oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia yang membuka jalan selanjutnya bagi para emiten Indonesia dan ASEAN lainnya untuk mengakses pasar obligasi Jepang.
Baca Juga: PLN Berikan Diskon 100 Persen Bagi Pemilik Mobil Listrik
Melalui kesuksesan penerbitan perdana ini, PLN kembali menjadi satu-satunya korporasi di ASEAN yang memiliki benchmark obligasi di seluruh investor base dunia, yaitu di pasar dolar AS, Euro, dan YPY.
Hal lain yang menarik dalam penerbitan perdana ini adalah, PLN mampu mencapai tujuan awal untuk memaksimalkan jumlah penerbitan dengan tenor yang lebih panjang, yaitu 5 tahun atau lebih, dengan tingkat kupon yang sangat kompetitif. Emiten pemula biasanya hanya berhasil mengumpulkan permintaan dalam jangka waktu yang lebih pendek, seperti 3 tahun di pasar Jepang, mengingat tipikal investor Jepang yang sangat berhati-hati dan konservatif.
Dengan keberhasilan penerbitan perdana ini, PLN mampu mematahkan kebiasaan itu dengan mendorong investor fokus ke tenor yang lebih panjang, yaitu 5 tahun dan 10 tahun.
Direktur Keuangan PLN, Sarwono Sudarto menyampaikan, sebelum penawaran umum kepada investor di Jepang dilakukan, PLN telah terlebih dahulu mengadakan pertemuan dengan para potensial investor di Tokyo, pada Juli 2019.
Roadshow yang dilaksanakan tersebut sangat membantu investor memahami operasi bisnis PLN dan hubungannya yang kuat dengan pemerintah RI, mengingat peran dan fungsi PLN yang sangat sentral di Indonesia. Melalui roadshow, PLN mampu meyakinkan ketertarikan investor atas kredibilitas PLN dengan adanya respons positif dari investor.
Baca Juga: PLN Tandatangani Kontrak Pembangunan 3 PLTU dan 1 Gardu Induk
PLN dibantu perbankan yang telah dikenal luas oleh investor Jepang mulai melakukan soft sounding pemasaran selama 2 hari, yaitu pada 4 dan 5 September 2019 dan mendapatkan umpan balik yang positif dari investor. Pada 6 September 2019, PLN memulai penawaran umum resmi kepada investor dengan harga acuan awal untuk tranche 3 tahun di Yen Swap Offer (“YSO”) + 45-65 bps, 5 tahun di YSO + 75-95 bps, 7 tahun di YSO + 80-100 bps dan 10 tahun pada YSO + 90-105 bps.
Selama masa penawaran umum, dengan permintaan yang sangat positif dan tinggi dari para investor Yen, serta harga yang sangat kompetitif, maka diputuskan yang akan diterbitkan adalah tenor di 3,5 dan 10 tahun.
Transaksi ini berhasil diterbitkan pada 12 September 2019, yaitu dengan tenor 3 tahun sebesar 3 miliar JPY dan kupon 0,43 persen, 5 tahun sebesar 18.5 miliar JPY ,dengan kupon 0.87 persen dan tenor 10 tahun sebesar 1 miliar JPY ,dengan kupon 1,05 persen.
"PLN, sebagaimana diketahui mendapatkan penugasan pemerintah melalui Perpres 4 Tahun 2016, yang dikenal dengan Program 35 GW, yang saat ini sedang terus dikerjakan. Hasil penerbitan Obligasi Samurai ini akan dipergunakan untuk mendanai sebagian kebutuhan investasi untuk pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan, sebagaimana amanat pemerintah," ujar Sarwono, Jakarta, Kamis (12/9/2019).
Ia menambahkan, tentu saja selain mendapatkan dana segar untuk pembiayaan investasi, PLN juga berupaya mencari alternatif sumber dana investasi baru dengan tetap menjaga tingkat imbal hasil yang sangat kompetitif, sehingga tetap mampu menjaga kestabilan biaya pokok penyediaan listrik yang terjangkau.
PLN akan terus mengejar pencapaian target elektrifikasi secara nasional 99 persen di tahun 2019, selain juga menyelesaikan proyek-proyek infrastruktur strategis di sisi pembangkitan, transmisi dan distribusi di seluruh Indonesia, yang dibarengi terus dengan upaya menjaga keandalan operasinya guna memberi pelayanan yang terbaik bagi masyarakat Indonesia.
Debut pertama transaksi penerbitan Obligasi Samurai ke Investor Jepang ini menarik minat banyak investor, baik central institutional yang berasal dari Tokyo, regional investor di seluruh kawasan Jepang, serta investor-investor non-Jepang, yaitu yang berada di luar Jepang, dengan jenis investor yang sangat beragam pula.
Hal menarik lain dalam penerbitan obligasi Samurai kali ini adalah, meskipun ini debut transaksi penerbitan pertama bagi PLN dalam Yen, namun respons investor yang cukup tinggi didapatkan bukan hanya dari para investor besar yang berpusat di Tokyo, namun PLN juga mampu menarik minat investor perbankan regional di Jepang untuk menanamkan investasinya di surat utang PLN.
Hal ini menandakan bahwa investor Jepang sangat percaya dan yakin akan tingkat risiko berinvestasi di Indonesia, khususnya PLN, selain juga ditopang oleh strategi PLN dengan memperoleh pemeringkatan dari lembaga pemeringkatan Jepang yaitu JCR sangat berhasil dalam hal ini.
Alokasi penerbitan obligasi Samurai tersebut tersebar di beberapa jenis investor sebagai beriku, Shinkin/bank lokal (36 persen), life insurers (24 persen), regional banks (15 persen), offshore banks (12 persen), asset managers (9 persen) dan lainnya (4 persen).
Dalam penerbitan ini, PLN dibantu oleh lembaga keuangan yaitu Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities Co., Ltd., Mizuho Securities Co., Ltd., Nomura Securities Co., Ltd., dan SMBC Nikko Securities Inc.