Suara.com - Indonesia mendukung pengembangan kerangka kerja kemitraan Fund for Agricultural Development (IFAD), yang dibangun untuk memperkuat dampak pembangunan pedesaan di tingkat nasional, regional dan global. Pernyataan itu disampaikan dalam IFAD Partnership Framework pada Sidang Executive Board (EB) IFAD ke-127, yang berlangsung pada 10 - 12 September 2019, di Italian Conference Roma (S-105), Kantor Pusat IFAD, tepatnya di Via Paolo di Dono 44, Roma.
Pandangan Indonesia tersebut disampaikan oleh Ketua Delegasi RI (Delri), Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri (KLN) yang mewakili Sekjen Kementerian Pertanian (Kementan) selaku Executive Director IFAD untuk Indonesia.
Anggota Delri terdiri perwakilan dari Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Biro KLN, dan unsur KBRI Roma, yaitu Atase Pertanian dan Deputy Chief of Mission (DCM).
Sekretaris Ditjen PSP Kementan, Mulyadi Hendiawan mengatakan, Indonesia mendukung pengembangan kerangka kerja kemitraan IFAD melalui penguatan sinergi strategi IFAD dalam hal cofinancing, knowledge management, dan private sector engagement.
Baca Juga: Kementan Jamin Petani Tak Kesulitan Dapatkan Kartu Tani
"Di Indonesia saat ini, terdapat tiga on-going projects yang didanai IFAD pada Kementerian Pertanian. Semuanya dilakukan melalui kerja sama dan sinergi yang baik terkait mitra, donor maupun peran dari sektor swasta," ujarnya.
Hal ini terbukti memperlihatkan kontribusi kemitraan mempunyai peran yang sangat signifikan terhadap tujuan proyek, sehingga kinerja proyek menjadi lebih efektif dan efisien.
Agenda utama sidang membahas program kerja dan anggaran IFAD TA 2020 ,serta program kerja dan anggaran Independent Office of Evaluation (IOE) periode 2021-2022. Selain itu juga IFAD Private Sector Engagement Strategy 2019-2024, IFAD10 Impact Assessment Final Report, dan Revised Operational Guidelines on Targeting.
Agenda lainnya membahas Informasi terkait perkembangan proposal pendirian Youth Council di negara berkembang, sebagai bagian dari Rencana Aksi Pemuda Perdesaan 2019-2021 dan proposal proyek yang akan dibiayai IFAD di 13 negara anggota, termasuk proyek "The Development of Integrated Farming System at Upland Areas" (UPLAND) yang akan diimplementasikan di Indonesia.
Khusus UPLAND, tambah Mulyadi, merupakan Proyek Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu di Daerah Dataran Tinggi, yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan pendapatan petani di daerah dataran tinggi melalui pembangunan dan peningkatan infrastruktur lahan dan air, sistem pertanian modern dan penanganan pasca panen.
Baca Juga: Efektifkan Informasi, Kementan Gelar Workshop Program Perluasan Areal
"Dataran tinggi di Indonesia yang cukup luas dan ternyata belum dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung swasembada pangan. Oleh karenanya, satu program pengembangan komoditas di dataran tinggi perlu dirancang," kata Mulyadi.