Suara.com - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil meletakkan batu pertama pembangunan Hotel Horison Ultima Kertajati di Kertajati, Kabupaten Majalengka, Jabar, Rabu (11/9/20119). Menurutnya, hal ini menjadi pertanda dimulainya pengembangan kawasan Segitiga Rebana (Cirebon - Patimban - Kertajati).
Peletakan batu pertama ini ditandai dengan penekanan tombol sirine yang dilakukan oleh Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, dengan didampingi Bupati Majalengka, Karna Sobahi, Wakil Bupati Majalengka, Tarsono D Mardiana, Komisaris PT Metropolitan Land, Tbk., Nanda Widya, Presiden Direktur PT Metropolitan Land, Tbk., Thomas J Angfendy, dan direksi Metland.
"Ini kick off bahwa konsep kawasan Rebana dimulai optimismenya dengan groundbreaking (peletakan batu pertama), hari ini," kata Emil.
"Masa depan Jawa Barat, saya ramalkan akan hadir di kawasan ini. Jantungnya ada di Majalengka," tambahnya.
Baca Juga: Pemerintahan Ridwan Kamil Fokus pada Transportasi Jabar Juara
Menurut Emil, tidak ada kawasan strategis di Indonesia seperti Rebana, kawasan yang berdekatan dengan pelabuhan Patimban dan Bandara Internasional Jabar (BIJB) Kertajati. Dia pun menyebut, kawasan Rebana merupakan kota futuristik.
"Tidak ada kawasan pelabuhan yang berdekatan dengan bandar udara. Cari di Indonesia yang punya kawasan se-strategis ini," katanya.
Pada kesempatan itu Emil berharap, Hotel Horison Ultima Kertajati bisa membawa kemajuan bagi Majalengka. Apalagi sektor pariwisata Majalengka sedang berkembang.
Hal itu membuat Majalengka menjadi salah satu destinasi para wisatawan yang datang ke Jabar. Dia pun minta agar Metland memprioritaskan warga lokal untuk bekerja di hotelnya.
"Saya yakin, pembangunan hotel ini akan membawa kemajuan luar biasa, dan saya minta prioritaskan warga lokal (pekerjanya)," ucapnya.
Baca Juga: Ridwan Kamil Bahas Keadilan Fiskal di Depan Para Wali Kota se-Indonesia
Sementara itu, Karna menyatakan menyambut baik pembangunan Hotel Horison Ultima Kertajati. Menurutnya, hotel tersebut tidak hanya menjadi infrastruktur pendukung kawasan sekitar Bandara Kertajati, tetapi juga sarana pendukung pariwisata di Majalengka.
Apalagi, kata Karna, saat ini Majalengka tengah sibuk menerima kedatangan para investor yang ingin menanamkan modalnya di Majalengka.
"Kami berkomitmen investor merasa aman, nyaman, dan sejuk, dalam melaksanakan investasinya," ujarnya.
Karna menjelaskan, realisasi investasi Kabupaten Majalengka selama dua tahun terus meningkat. Pada 2017 dan 2018, nilai investasi di Majalengka mencapai Rp 551,9 miliar dan Rp 1,145 triliun, sedangkan pada Januari - Agustus 2019, nilai investasi mencapai Rp 1,3 triliun.
"Nilai investasi kami sebesar 60 persen berasal dari penanaman modal asing (PMA) dan 40 persen dari dalam negeri," katanya.
Selain itu, Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jabar memberikan bantuan program strategis untuk Majalengka, seperti bantuan untuk pembangunan Alun-alun Majalengka senilai Rp 18 miliar dan pengembangan kawasan destinasi wisata.
"Saat ini, kami sedang memperkuat RTRW yang sedang kami sesuaikan degan RTRW provinsi," kata Karna.
Metland, melalui anak perusahaan PT Sumber Tata Lestari, menghadirkan Hotel Horison Ultima Kertajati untuk memenuhi kebutuhan akomodasi penumpang pesawat terbang, dan masyarakat lain yang beraktivitas di BIJB Kertajati.
"Kami merupakan pihak swasta pertama yang turut serta dalam pembangunan pengembangan sarana pendukung Bandara Kertajati atau kawasan airport city," ujar Presiden Direktur PT Metropolitan Land, Tbk., Thomas J Angfendy, dalam siaran pers tertulisnya yang diterima tim peliput Humas Jabar.
Hotel Horison Ultima Kertajati merupakan hotel bintang empat, dengan desain modern dan sentuhan lokal, yang dibangun di atas tanah seluas kurang lebih 10.890 meter persegi. Hotel ini terdiri dari delapan lantai dan satu lantai, serta 110 kamar untuk pembangunan tahap pertama dari rencana 200 kamar.
Fasilitasnya antara lain, convention hall yang memuat hingga 700 orang, ruang meeting, kolam renang, lobby lounge, restoran, fitness center, dan area komersial.
"Lokasi Hotel Horison Ultima Kertajati sangat strategis, hanya berjarak dua kilometer dari Bandara (Kertajati). Hal ini memberikan nilai tambah untuk hotel," kata Thomas.
Target Hotel Horison Ultima Kertajati adalah para crew maskapai penerbangan, traveler, wisatawan domestik maupun asing yang singgah di Kertajati, serta para karyawan dan eksekutif yang bekerja di kawasan industri sekitar Kertajati.
Hibah Tanah untuk Rumah Sakit
Pada kesempatan yang sama, Metland juga menghibahkan tanah seluas dua hektare untuk pembangunan rumah sakit (RS).
"Metland juga menghibahkan dua hektare tanahnya untuk kepentingan masyarakat Majalengka dan masyarakat Jawa Barat. Nanti kita proses jadi rumah sakit yang terbaik dan bisa melayani pelayanan kesehatan masyarakat," kata Emil.
Emil menambahkan, pendanaan untuk pembangunan rumah sakit tersebut bisa dari berbagai sumber dana, seperti APBD Kabupaten Majalengka ataupun APBD Provinsi Jabar. Target pembangunan rumah sakit diharapkan selesai maksimal dalam waktu tiga tahun.
"Nanti bagaimana membangun, apakah porsi APBD (kabupaten) atau porsi (APBD) provinsi, ataupun nasional (APBN), tak ada masalah, akan kita carikan. Tapi, dalam hitungan tahun harusnya sudah berdiri rumah sakit yang baik. Kalau membangun paling cepet setahun, paling lama tiga tahun," ucapnya.
Thomas menuturkan, rumah sakit tersebut diharapkan juga bisa menjadi fasilitas pendukung Bandara Kertajati. Jaraknya sekitar 600 meter dari Hotel Horison Ultima Kertajati.
"Kami berniat menghibahkan juga tanah dua hektare, agar bisa dibangun fasilitas pendukung airport Kertajati yaitu berupa rumah sakit," kata Thomas.