Suara.com - Untuk mempercepat target produksi dan produktivitas pangan perlu modernisasi melalui penerapan Teknologi 4.0 di bidang pertanian. Inilah alasan Kementerian Pertanian (Kementan), melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), sejak 2018 telah memulai riset dan perekayasaan terkait teknologi alat dan mesin pertanian (alsintan) yang berbasis Internet of Thing (IoT), Cyber-physical System, dan Management Information System.
Hal ini dikemukakan Direktur Alsintan Kementan, Andi Nur Alam Syah.
"Kerangka Teknologi 4.0 di bidang pertanian dikemas dalam bentuk Mekanisasi 4.0, yang sekaligus menjawab tantangan Revolusi Industri 4.0 di segala bidang," katanya, Jakarta, Selasa (3/9/2019).
Beberapa hasil pengembangan Balitbangtan membangun Pertanian 4.0, diantaranya drone penebar benih padi, robot tanam padi, autonomous tractor, dan mesin panen plus olah tanah yang terintegrasi.
Baca Juga: Kementan Ajak Petani di Banten Ikut Asuransi Usaha Tanaman Padi
"Keempat alsintan tersebut, saat ini bisa menjadi solusi petani Indonesia dalam melakukan usaha tani modern, seperti yang tengah dicoba di BB Padi," katanya.
Kepala Balai Besar Mekanisasi Pertanian (BB Mektan), Balitbangtan, Agung Prabowo, menyatakan, Mekanisasi 4.0 dalam waktu tidak lama lagi, siap dikembangkan di tingkat petani.
Dia mencontohkan, drone penebar benih mampu menebar benih satu hektar lahan dalam waktu 1 jam dengan kapasitas 50 - 60 kilogram per hektar. Drone penebar benih tersebut mampu bekerja mandiri sesuai pola dan alur yang sudah dibuat pada perangkat Android dan dipandu oleh GPS.
Sementara itu, lanjutnya, robot tanam padi dapat difungsikan untuk menanam bibit padi di lahan sawah yang mampu berkomunikasi melalui IoT melalui sarana GPS dan mampu bekerja mandiri.
Peralatan ini memiliki kecepatan kerja 2,0 kilometer per jam dan kapasitas kerja 3 jam per hektare.
Baca Juga: Kementan Minta Petani Wajib Miliki Kartu Tani, Begini Cara Mendapatkannya
Sementara itu, autonomous tractor merupakan traktor roda 4 tanpa awak yang dikendalikan oleh sistem navigasi berbasis IoT. Dapat melakukan pengolahan lahan sesuai dengan peta perencanaan menggunakan GPS.