Cegah Kebakaran Hutan, Mentan : Buka Lahan dengan Alat Mesin Pertanian

Senin, 02 September 2019 | 10:05 WIB
Cegah Kebakaran Hutan, Mentan : Buka Lahan dengan Alat Mesin Pertanian
Presiden Jokowi dan Mentan, Andi A Sulaiman. (Dok : Kementan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lahan rawa punya potensi yang luar biasa untuk dikembangkan untuk mendukung program swasembada nasional. Program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani atau Serasi di Sumatera Selatan (Sumsel), diharapkan mampu mencegah kebakaran lahan.

Hal ini dikemukakan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman.

"Petani tidak akan membakar lagi untuk membuka lahan. Kami mendorong olah tanah dengan alat mesin pertanian, yaitu menggunakan rotavator. Kami menggunakan teknologi modern, menggunakan eksavator, traktor roda 4 dan seterusnya," tuturnya.

Amran mengatakan, saat musim kering, penting bagi masyarakat untuk menekan kebakaran lahan tidur di area rawa. Kementerian Pertanian mendorong agar lahan tidur  digarap, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan petani di Sumsel.

Baca Juga: Kementan Ikutsertakan Para Petani Sumsel dalam Asuransi Usaha Tani Padi

"Presiden mendorong pencegahan kebakaran lahan rawa dengan modernisasi pertanian kita. Menghentikan kebiasaan mereka membakar lahan sebelum bertani. Alsintan (alat mesin pertanian) akan sangat membantu," tambahnya.

Kementan sudah menurunkan 1.700 alat mesin pertanian, 118 unit ekskavator, dan tambahan 10 unit.

"Itu sudah 120 unit, dan nilainya Rp 300 - 400 miliar. Tidak tanggung-tanggung, ini untuk kesejahteraan petani,  sekaligus menekan kebakaran. Alhamdulillah, kami dengar langsung dari gubernur, kebakaran hari ini sudah jauh menurun," ujar Mentan.

Selama ini, lahan di Sumsel rawan kebakaran dan selalu ekspor asap ke negara tetangga sewaktu musim kemarau, namun Amran menyatakan optimistis jika ditanami komoditas pertanian dan memanfaatkan alat modern, maka produksi akan meningkat.

"Kami ingin meningkatkan kesejahteraan petani. Kita yang dulu tanam 1 kali, sekarang menjadi tiga kali. Kan bisa meningkat pendapatan dua kali atau tiga kali lipat. Kalau ini berhasil, target 200 ribu hektare itu meningkatkan pendapatan Sumatera Selatan senilai Rp 14 triliun. Kalau dua kali lipat luas tanam, tahun depan, tambah meningkat Rp 30 triliun. Ini luar biasa mendorong kesejahteraan petani dan menekan kemiskinan," pungkas Amran.

Baca Juga: Kementan Ajak Petani di Banten Ikut Asuransi Usaha Tanaman Padi

Adapun penyebab kebakaran hutan ada dua hal, yaitu faktor alam dan ulah manusia. Kebakaran akibat ulah manusia paling sering terjadi akibat pembukaan lahan dengan cara dibakar.

Namun ada juga akibat masyarakat membuang puntung rokok sembarangan di lahan hutan.

Menurut data yang tercatat di Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, traktor roda 4 yang telah didistribusikan ke petani sejak tahun 2015 sampai 2018 sebanyak 9.605 unit, traktor roda 2 sebanyak 130.097 unit, dan ekskavator mini dan standar sebanyak 869 unit.

"Alsintan pengolah tanah dapat menekan kebakaran hutan. Kami telah mendorong petani agar proses pengolahan tanah dilakukan dengan ekskavator, traktor roda 4, dan alsin lainnya," kata Dirjen PSP, Sarwo Edhy.

Ia menambahkan, pengolahan tanah dengan alsintan, yaitu traktor roda 4, traktor roda 2, ekskavator, dan alsin lainnya, selain dapat menekan risiko kebakaran juga dapat meningkatkan intensitas pertanaman (IP).

"Pengolahan tanah dengan alsintan diharapkan dapat meningkatkan IP yang awalnya hanya satu kali tanam menjadi dua atau tiga kali tanam dalam setahun. Sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani dua sampai tiga kali lipat," kata Sarwo Edhy.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI