Mentan : Prestasi Kementan Merupakan Kerja Keras Segenap Jajaran

Jum'at, 30 Agustus 2019 | 10:52 WIB
Mentan : Prestasi Kementan Merupakan Kerja Keras Segenap Jajaran
Mentan, Andi Amran Sulaiman melakukan kunjungan kerja di Kecamatan Muara Padang, Banyuasin, Sumsel, Rabu (28/8/2019). (Dok : Kementan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Segala prestasi yang dicapai Kementerian Pertanian (Kementan), menurut Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, merupakan kerja keras segenap jajaran Kementan yang sejak dipimpinnya. Sejak awal, ia memang bertekad untuk memajukan pertanian Tanah Air.

Dalam beberapa kesempatan, Amran selalu berpesan kepada seluruh jajarannya untuk bekerja keras dalam mewujudkan swasembada dan kesejahteraan petani.

"Kami siap bekerja 24 jam untuk mewujudkan swasembada, dengan terus meningkatkan produksi komoditas pertanian," tegas Amran.

Ia menegaskan, maksud 24 jam ini bukan berarti petani atau pegawai tidak pernah tidur, tapi sebagai aparatur, siap melayani petani jika dibutuhkan. Kalau saat mengolah lahan, misalnya, setiap petani bisa sambil bergantian antara petani satu dengan yang lainnya.

Baca Juga: Hindari Kelangkaan, Kementan Terus Perbaiki Penanganan Pupuk Bersubsidi

Walau demikian, alat mesin pertanian  tidak boleh berhenti, tapi harus bekerja untuk mengolah. Hal lain, misalnya pelayanan dalam pengurusan ekspor, sudah pasti tidak boleh berhenti, harus melayani 24 jam dalam 7 hari.

"Layanan ekspor, kan sudah online, jadi tidak perlu pegawainya menunggu sampai dengan 24 jam tidak tidur. Biar servernya terus berkerja 24 jam, petugasnya tinggal mengontrol dari jauh, memantau dan mengawasi selama 24 jam, " katanya.

Dalam dialog dengan gabungan kelompok tani (gapoktan) di Kecamatan Muara Padang, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, 28 Agustus 2019, mentan minta petani agar bekerja mengawal alat mesin pertanian (alsitan) selama 24 jam.

Selama 24 jam kerja, ekskavator kerja 3 shift, dengan 8 jam per shift. Menurut Amran, yang selama dikerjakan di lokasi, alat hanya kerja 1 shift atau mubazir, sehingga hasil tidak optimal.

Mentan berharap, target yang dicanangkan untuk membuka lahan seluas 200.000 hektare di Sumatera Selatan bisa segera direalisasikan.

Baca Juga: Atasi Kekeringan, Kementan Programkan Pipanisasi di Brebes

"Jika ini tercapai, maka Sumsel bisa meningkatkan penghasilan sebesar Rp 14 triliun," tegasnya, saat melakukan kunjungan kerja di Kecamatan Muara Padang, Banyuasin, Sumsel, Rabu (28/8/2019).

Selama ini, untuk mendapatkan hasil yang maksimal, kecepatan dalam melaksanakan pekerjaan tentu harus dimaksimalkan juga. Mentan mengibaratkan, jika kita lomba mobil, pasti yang dituju oleh setiap pembalap adalah juara pertama.

Tidak ada pilihan, selain menginjak pedal gas untuk tetap dalam kondisi kecepatan tinggi. Tapi tentunya dengan kehati-hatian dan kontrol yang baik, agar tujuan tercapai dengan sempurna.

Program Periode 5 Tahun
Pada kesempatan itu, Amran juga menjelaskan program-program yang telah dijalankannya selama periode lima tahun, seperti pemanfaatan alat mesin pertanian untuk mengolah lahan, menanan benih, panen dan pasca panen, bantuan benih, bantuan pupuk melalui program Upaya Khusus (Upsus) Padi, Jagung dan Kedelai serta Optimalisasi Alat Mesin Pertanian (Opsin).

Program lainny, Sapi Indukan Wajib Bunting (Siwab), Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (Bekerja) dan Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi). Semua dilakukan untuk mencapai Indonesia menjadi lumbung pangan dunia 2045 dan meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia.

"Semua program tersebut saya pantau setiap hari atau 24 jam. Bahkan kemarin, kami di lahan rawa dengan Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru, untuk melihat langsung kemajuan pelaksanaan program Serasi di tiga kabupaten, yaitu Banyuasin, Ogan Kemilir Ilir (OKI) dan Musi Banyuasin. Saya tugaskan Dirjen Tanaman Pangan, Dirjen PSP untuk selalu memantau perkembangannya. Kalau perlu, para dirjen tersebut tidur di rumah-rumah penduduk agar mereka juga merasakan apa yang dirasakan oleh para petani, " tutur Amran.

Pandangan terhadap kinerja Mentan terlontar dari  Herman. "Indonesia masih butuh Mentan Amran, " ujarnya.

Menurutnya, Kementan di bawah kepemimpinan Amran berhasil mengantarkan Sumsel sebagai penyumbang pangan nasional di urutan kelima, dimana sebelumnya di peringkat delapan.

"Alhamdulillah peningkatan Sumsel luar biasa. Produksinya naik 1,6 juta ton sejak Pak Amran dilantik menjadi menteri. Beliau memang pekerja keras dan melayani, " tutur Deru.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI