Suara.com - Demi meningkatkan produksi pertanian, Kementerian Pertanian menggelar Rapat Koordinasi Percepatan Kegiatan Luas Tambah Tanam (LTT) dan Serasi 2019, di Hotel Harpper, Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), Selasa (27/8/2019). Setiap kepala dinas pertanian yang hadir diminta segera mendata Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL).
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy mengatakan, Kementan akan berkomitmen memberikan bantuan kepada para petani.
"Segera diusulkan, kami akan siapkan Brigade Alsintan (alat mesin pertanian), jika memang dibutuhkan untuk mempercepat pertanaman," ujarnya.
Sarwo menjelaskan, Program Selamatkan Rawa, Sejahterakan Petani (Serasi) di Sumsel ditargetkan mencapai 200.000 hektare. Progres hingga 27 Agustus 2019, sudah dilakukan SID seluas 167.644 hektare dan SP2D : 111.690 hektare, dengan nilai Rp 334,7 miliar.
Baca Juga: Kementan Serahkan Bantuan Alat Mesin Pertanian di Kediri
Program Serasi Sumsel ini tersebar di berbagai daerah, yaitu Banyuasin 82.559 hektare dengan 67 ekskavator, Muba 35.143 hektare dengan 12 ekskavator, OKI 67.948 hektare dengan 19 ekskavator, Ogan Ilir 1.200 hektare, OKU Timur 4.000 hektare dengan 6 ekskavator, Muratara 1.000 hektare dengan 3 ekskavator, Pali 5.850 hektare dengan 2 ekskavator, OKU 300 hektare dengan 1 ekskavator, dan Muara Enim 2.000 hektare dengan 3 ekskavator.
"Akan ada langkah strategis. Salah satunya memetakan posisi ekskavator dan membuat rencana (road map) pergiliran ekskavator. Pekerjaan dilaksanakan simultan antara penggunaan ekskavator dan pekerjaan saluran kecil (kwarter) melalui padat karya petani," jelas Sarwo.
Selain itu, ada juga pendampingan aspek penyelesaian teknis, administratif dan keuangan di tingkat UPKK/Gapoktan dan Dinas. Pengawalan percepatan kegiatan akan melibatkan TNI, Kejaksaan Agung, Penyuluh dan PJ, yang ditunjuk dari pusat, provinsi dan kabupaten.
Sementara itu, Gubernur Sumsel, Herman Deru menyatakan, sektor pertanian merupakan salah satu potensi yang dapat menurunkan angka kemiskinan di Sumsel. Provinsi ini mendapatkan kuota lebih kurang 200.000 hektare dalam program Serasi dan hampir separuh lokasinya berada di Kabupaten Banyuasin, yang kondisi alamnya rawa dan lebak.
"Saat ini, Sumsel menjadi penyumbang pangan terbesar kelima di Indonesia. Dengan adanya program Serasi ini, target berikutnya ada di posisi ketiga," ujar Herman Deru.
Baca Juga: Cegah Resistensi Antimikroba, Kementan X FAO Luncurkan Buku
Ia menyambut baik adanya terobosan pemerintah pusat melalui Kementan, yang telah merealisasikan program Serasi di Sumsel. Dia optimistis, program ini akan membawa kesejahteraan bagi petani Sumatera Selatan.
"Melalui program ini, kita berharap ada peningkatan produksi. Jika sebelumnya tujuh ton per hektare, naik menjadi delapan ton setiap hektare. Saya ajak petani untuk menggunakan teknologi, salah satunya penggunaan alat ukur PH air dan tanah sebelum menanam benih," jelasnya.
Di tempat yang sama, Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengatakan, tahap pertama optimasi bantuan alsintan akan dilakukan terhadap sekitar 200 ribu hektare lahan. Nantinya lahan tersebut akan ditanami padi varietas baru yang dikatakan cocok untuk tanah rawa.
"Kita mempunyai varietas baru yang cocok untuk daerah rawa. Dengan begitu akan bisa meningkatkan pendapatan petani. Kalau di Sumsel, optimasi lahan rawa pasang surut seluas 200 hektare jadi (berjalan), maka akan meningkatkan pendapatan Provinsi Sumsel hingga Rp 12 triliun," ujarnya.