Anda Punya Perusahaan? Waspadai 5 Ancaman Kejahatan Siber ini!

Iwan Supriyatna Suara.Com
Rabu, 28 Agustus 2019 | 08:49 WIB
Anda Punya Perusahaan? Waspadai 5 Ancaman Kejahatan Siber ini!
Ilustrasi hacker mencuri informasi (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

2. Pencurian data

Ilustrasi hacker membobol kata sandi. (Pixabay/ TheDigitalWay)
Ilustrasi hacker membobol kata sandi. (Pixabay/ TheDigitalWay)

Penyerang mencuri data pelanggan dan menjualnya ke oknum lain yang kemudian melakukan pencurian identitas. Atau, mereka meminta pembayaran untuk mengembalikan data yang dicuri tadi.

3. Penyamaran sebagai CEO atau petinggi perusahaan lain

Pengintaian online atas data publik memungkinkan pelaku kejahatan menyamar sebagai CEO atau direktur keuangan.

Baca Juga: Hati-Hati! Peretas Kini Bisa Tahu Password dari Mendengar Pengguna Mengetik

Pelaku kemudian dapat meminta perubahan detil pembayaran pada faktur dan mengalihkan pembayaran ke akun mereka sendiri.

4. Penambangan bitcoin

Ilustrasi Bitcoin. [Shutterstock]
Ilustrasi Bitcoin. [Shutterstock]

Bentuk kejahatan siber yang relatif baru tetapi semakin banyak terjadi. Penyerang memasang perangkat lunak pada sistem TI (Teknologi Informasi) perusahaan dan membajak prosesor untuk menghasilkan mata uang kripto. Sistem bisnis segera melambat atau berhenti.

5. Pencurian Intelectual Property

Spionase tidak terbatas pada aksi mata-mata di suatu negara. Spionase industri adalah ancaman nyata, dengan perusahaan ambisius yang menargetkan sistem perusahaan saingan untuk mencuri Intelectual Property.

Baca Juga: Duh! Peretas Punya Tehnik Baru Mencuri Foto dan Video dari WhatsApp

“Kelompok penjahat siber cenderung menargetkan perusahaan menengah. Perusahaan besar mungkin memiliki dana yang lebih besar untuk membayar tebusan namun mereka juga memiliki sumber daya yang lebih memadai untuk membangun pertahanan siber yang lebih kuat. Sebaliknya, perusahaan menengah masih cukup berharga untuk menjadi target kejahatan siber yang potensial, namun perusahaan menengah mungkin ini tidak memiliki tingkat sumber daya yang sama untuk berinvestasi dalam pertahanan keamanan siber,” kata Johanna Gani, Managing Partner Grant Thornton Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI