Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyebut ada jasa keuangan asal China Ping An ingin menyelamatkan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dari defisit.
Luhut menjelaskan, rencana penyelamatan ini berawal dari pertemuannya dengan salah satu pemimpin Ping An Insurance di salah satu acara saat kunjungannya ke China pada bulan lalu.
"Pada pembicaraan tersebut pihak Ping An menyampaikan beberapa saran yang bisa dilakukan oleh BPJS untuk mengatasi defisitnya yang diperkirakan mencapai Rp 28,4 triliun," kata Luhut dalam keterangannya, Minggu (25/8/2019).
Meski demikian Luhut menyebut belum ada satu pun kerja sama yang disepakati antara Ping An Insurance dan pemerintah dalam hal ini Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Baca Juga: Luhut: Sepeda Motor Gesits Buatan Anak Bangsa Bisa Jadi Kendaraan Dinas
Menurut Luhut, saat itu ia menyarankan agar pihak Ping An bertemu langsung dengan pimpinan lembaga BPJS Kesehatan untuk membicarakan apa saja yang bisa diterapkan atau ditingkatkan lagi untuk efisiensi atau bahkan memperkecil defisit BPJS yang jumlah pesertanya saat ini mencapai lebih dari 222 juta.
Luhut hanya berharap pada perusahaan tersebut bersedia berbagi pengalaman mereka yang telah sukses mengelola asuransi kesehatan bagi peserta yang jumlahnya lebih banyak dari peserta BPJS.
Menko Luhut pun sangat memahami benar bahwa BPJS ini tidak masuk dalam lingkup bidang kerjanya, tetapi dari pertemuan itu, sebagai warga negara Indonesia berharap Ping An bisa memberi masukan atau sumbang saran.
Untuk diketahui, Grup Ping An mengelola jasa keuangan pada tiga divisi yaitu asuransi, investasi dan perbankan dengan aset mencapai 1,3 triliun dolar AS. Divisi asuransinya, Ping An Insurance adalah perusahaan asuransi terbesar di China dengan kapitalisasi pasar sebesar US$ 230 miliar.
Baca Juga: Luhut Minta Grab Tak Terpaku pada Satu Merek untuk Dukung Mobil Listrik