Suara.com - Startup minuman tradisional Indonesia, Goola, baru saja mendapatkan pendanaan pertamanya sejumlah USD 5 juta atau Rp 71 miliar dari firma modal ventura Alpha JWC Ventures.
Startup yang didirikan oleh putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming, dan Kevin Susanto tahun lalu ini ingin membawa makanan dan minuman tradisional khas Indonesia masyarakat perkotaan melalui pengemasan modern, menu yang unik, serta konsep kios ‘grab-and-go’ di lokasi strategis.
Produk utama Goola saat ini adalah versi modern dari minuman tradisional yang sudah populer, seperti Es Doger Jeger, Es Kacang Hijau, dan Es Goola Aren. Goola kini memiliki 22 menu minuman yang terbagi dalam empat seri, yaitu Signature (produk unggulan), Tea (teh), Coffee (kopi), dan Refreshing (minuman segar).
Dengan semangat ‘Kebangkitan Minuman Asli Indonesia’, Goola tak ingin sekadar mengikuti tren kekinian seperti bubble tea atau es kopi. Goola berkomitmen untuk menggunakan dan memodifikasi resep tradisional serta bahan-bahan dari Indonesia agar dapat diterima masyarakat urban dan menjadi bagian dari gaya hidup sehari-hari. Misalnya, Goola menggunakan Pacar Cina (untuk menggantikan bubble tapioka) dan topping foam santan (sebagai pengganti cheese foam) di berbagai minumannya.
Baca Juga: Ini Dia Startup Pemenang Lintasarta Appcelerate 2019
Kios pertama Goola dibuka pada 17 Agustus 2018, bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Kini, Goola memiliki lima gerai yang tersebar di pusat perbelanjaan Jakarta dan berencana membuka 15 gerai tambahan di akhir 2019 ini. Goola juga berencana membuka 100 gerai secara keseluruhan pada 2020 dan memulai membuka toko di negara Asia Tenggara lainnya.
“Goola tadinya didirikan sebagai bisnis kuliner konvensional, namun kami kemudian menyadari bahwa kami bisa melakukan sesuatu yang jauh lebih besar,” ujar Kevin. “Kami ingin Goola menjadi yang terdepan dalam upaya menduniakan kuliner khas Indonesia. Kami ingin menjadikan Goola sebagai ikon tren serta kebanggaan Indonesia di dunia, seperti Thai Tea di Thailand dan bubble tea di Taiwan.”
Selain gerai-gerai yang akan dibuka, Goola juga akan mengimplementasikan pendekatan ‘New Retail’ melalui penggunaan aplikasi yang kini sedang dikembangkan. Nantinya, aplikasi Goola akan memaksimalkan pengalaman transaksi para pelanggan melalui pemesanan online tanpa antrian, program loyalitas, dan lain-lain.
“Adanya aplikasi adalah satu hal, tapi bagi saya, faktor terpenting tetaplah pada racikan minuman kami,” ujar Gibran. “Jika minuman manis dari negara lain bisa populer, mengapa minuman lokal kita tidak bisa? Produk kami telah diterima baik oleh pelanggan. Tak hanya Goola mengikuti tren konsumsi minuman manis yang sedang naik daun, banyak yang bilang minuman kami membawa kembali kenangan masa kecil mereka dan mengingatkan kembali pada tradisi yang sudah lama terlupa.”
Di sisi bisnis, Goola berada di lahan bisnis minuman manis yang menggiurkan dan terus berkembang. Bubble tea, misalnya, telah menjadi fenomena global dalam beberapa tahun belakangan, dengan total pasar global mencapai 1,9 miliar dolar di 2019 dan diperkirakan akan terus berkembang 7,4% per tahun hingga 2023. Tren ini juga dirasakan di Indonesia dengan franchise bubble tea terbesar berhasil memiliki lebih dari 250 gerai, serta pertumbuhan jumlah pesanan delivery bubble tea menjadi yang terbesar tahun lalu jika dibandingkan dengan produk makanan lainnya.
Baca Juga: Startup Ini Kembangkan Teknologi Agar Tarif Listrik Hanya Rp 1
“Jika bubble tea bisa melakukan itu semua, kenapa minuman lokal kita tidak?” tambah Gibran. “Dengan permintaan pasar yang terus berkembang, ditambah dengan penerimaan produk kami yang sangat baik dan sudah dikenal masyarakat, kami yakin peluang Goola menjadi market leader cukup besar.