"Kita tidak lagi berorientasi pada proses dan output, tetapi pada impact dan outcome. Kita terus mengelola fiskal agar lebih sehat, lebih adil, dan menopang kemandirian," kata Jokowi.
Meski demikian, Jokowi meminta pemerintah tidak lengah dengan capaian yang telah didapatkan selama lima tahun ini.
"Kita tidak boleh lengah. Tantangan ekonomi ke depan semakin berat dan semakin kompleks," kata Jokowi.
Jokowi kembali mengingatkan, ekonomi dunia sedang mengalami ketidakpastian, beberapa emerging market sedang mengalami krisis, dan beberapa negara sedang mengalami pertumbuhan negatif.
Baca Juga: Keren! Jokowi Pakai Baju Adat Sasak NTB saat Pidato Kenegaraan
"Kita juga menghadapi tantangan perang dagang. Depresiasi nilai mata uang beberapa negara seperti Yuan China dan Peso Argentina, membuat kita harus waspada. Saat negara-negara lain ekonominya melambat, ekonomi kita harus mampu tumbuh. Situasi krisis harus kita balik sebagai peluang, kita harus jeli," ucap Jokowi.
"Kita manfaatkan kesulitan sebagai kekuatan untuk bangkit, untuk tumbuh, untuk Indonesia Maju. Salah satu kuncinya adalah dengan terus meningkatkan daya saing nasional, dengan bertumpu pada kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)," Jokowi menambahkan.
SDM yang berkualitas menurut Jokowi merupakan modal penting memasuki era ekonomi berbasis digital. Berbagai program pembangunan SDM sudah disiapkan, untuk memastikan bonus demografi menjadi bonus lompatan kemajuan.
"Saya yakin dengan fokus pada peningkatan kualitas SDM, Indonesia dapat segera mewujudkan visinya menjadi negara maju. Dengan tekad tersebut, tema kebijakan fiskal tahun 2020 adalah 'APBN untuk Akselerasi Daya Saing melalui Inovasi dan Penguatan Kualitas Sumber Daya Manusia," pungkasnya.
Baca Juga: Kesaksian Jurnalis Diancam Ditangkap Polisi saat Demo Buruh Pidato Jokowi