Barito Kuala Jadi Lokasi Program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani

Jum'at, 16 Agustus 2019 | 12:14 WIB
Barito Kuala Jadi Lokasi Program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani
Direktur Jenderal PSP, Sarwo Edhy, mengunjungi lokasi Serasi di Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. (Dok : Kementan).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Pertanian meninjau Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, untuk melihat kegiatan dan pemanfaatan lahan pasca pelaksanaan konstruksi tata kelola air rawa. Barito Kuala merupakan lokasi Program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi).

"Kedatangan kami adalah untuk melihat lebih dekat progres kegiatan dan pemanfaatan lahan pasca pelaksanaan konstruksi tata kelola air rawa," Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Sarwo Edhy Edhy, di Kalsel, Kamis (15/8/2019). 

Ia mengatakan, Serasi merupakan salah satu program prioritas Kementan dalam rangka penyediaan pangan melalui optimalisasi pemanfaatan potensi lahan rawa yang tersedia. 

"Tahun 2019, prioritas kegiatan ini dilaksanakan di Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan, sedangkan pada 2020, direncanakan akan diperluas pada beberapa provinsi lainnya yang memiliki potensi pengelolaan lahan rawa untuk peningkatan Indeks Pertanam (IP) dan Provitas padi," jelas Sarwo.
  
Sementara itu, Ketua Gapoktan Kolam Kiri Dalam 1, Purwanto, mengaku bersyukur dan berterima kasih kepada Kementan terhadap Program #Serasi 2019. 

Baca Juga: Sawah di Lebak Puso, Kementan Ajak Petani Ikut Asuransi Usaha Tani Padi

"Program Serasi ini benar-benar memberikan manfaat dalam peningkatan produksi di lahan yang kami garap," kata Purwanto.

Saat ini, sebagian petani telah melakukan pertanaman ketiga (IP 300), dengan penggunaan benih unggul varietas Inpara 2. Tahun sebelumnya, pertanaman hanya dilakukan satu kali (IP 100) dan/atau dua kali (IP 200), karena keterbatasan suplai air dari jaringan sekunder.

Adapun prakiraan produksi yang dihasilkan berkisar 4,5 - 5 ton per hektare, dari semula hanya 2,5 - 3 ton per hektare.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Barito Kuala, Murniati menyatakan, Program #Serasi sangat membantu petani di wilayah Barito Kuala, yang mana saat musim kemarau sangat kekurangan air, dan pada musim hujan kebanjiran. 

"Normalisasi saluran, adanya saluran konektivitas dan penyediaan gorong-gorong telah mengatasi kendala air, sehingga petani dapat melakukan budi daya padi melalui peningkatan IP dan provitas," kata Muniarti.

Baca Juga: Kementan Serahkan Bantuan Alat Mesin Pertanian di Kediri

Menurutnya, kekurangan tenaga kerja pada pengelolaan lahan rawa, telah teratasi dengan penyediaan alat mesin pertanian (alsintan) bantuan Kementan. Namun demikian, sebagai upaya antisipasi percepatan tanam dan pananganan panen di Barito Kuala, para petani membutuhkan penyediaan alat olah tanah dan RMU.
  
Keberhasilan pelaksanaan Program Serasi tidak lepas dari dukungan para penyuluh dan partisipasi TNI AD dalam melakukan pendampingan dan pengawalan, baik pada proses pelaksanaan konstruksi tata kelola air maupun introduksi teknologi budi daya. 

Sementara itu, Danramil Kecamatan Barambai (Kodam 1005), Syahrian Noor mengatakan, kekompakan antar kelompok tani dan kemudahan penerimaan petani terhadap program baru, merupakan modal keberhasilan percepatan pelaksanaan kegiatan. 

Hal yang sama juga diungkapkan M Gozali Rahman, penyuluh desa setempat. Menurutnya, Serasi berdampak pada peningkatan IP dan peningkatan provitas.

Optimalisasi pemanfaatan lahan Serasi, sebagaimana terlihat pada areal sawah di sekitarnyamerupakan pola integrasi pertanaman sebagai sumber penambahan penghasilan bagi petani dari ragam komoditi yang diusahakan. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI