Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan pada Juli 2019 alami defisit 63,5 juta dolar AS. Defisit ini karena impor pada Juni lebih tinggi dibanding ekspor.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, jumlah ekspor pada Juli 2019 mencapai 15,45 miliar dolar AS. Nilai tersebut turun 5,21 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
"Sedangkan, nilai impor Juli 2019 15,51 dolar AS miliar atau turun 15,21 persen dibandingkan tahun lalu," ujar Suhariyanto di kantor BPS Pusat, Jakarta, Kamis (15/8/2019).
Suhariyanto menuturkan, defisit ini berasal dari defisit migas sebesar 142,4 juta dolar AS, walaupun sektor non migasnya surplus 78,9 juta dolar AS.
Baca Juga: Neraca Perdagangan Juni Surplus, Sri Mulyani: Ekspor Harus Terus Digenjot
Ia menambahkan, secara kumulatif dari Januari-Juli 2019 neraca perdagangan masih defisit sebesar 1,90 milar dolar AS
"Januari-Juli masih defisit 1,90 miliar dolar, tetapi kita bandingkan defisit 2018, defisit ini masih kecil," tutur dia.