Suara.com - Presiden Joko Widodo telah merampungkan penyusunan kabinet periode 2019-2024 dan segera diumumkan. Sedikitnya ada 34 kementerian yang disiapkan pada periode kedua Presiden Jokowi, dengan sejumlah perombakan, kementerian baru dan penggabungan kementerian.
Kementerian baru yang disiapkan Jokowi-Maruf antara lain Kementerian Ekspor dan Kementerian Investasi. Dua pos ini dinilai sangat penting bagi Jokowi untuk menggenjot investasi dan ekspor guna menekan defisit neraca perdagangan yang saat ini menjadi persoalan serius.
“Investasi akan kita genjot, bukan kepemilikan ya. Tapi ini investasi,” kata Jokowi saat dialog dengan para pimpinan media massa di Istana Medeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Rabu (14/8/2019).
Untuk Kementerian Investasi nomenklatur bisa berdiri sendiri atau digabung dengan kementerian lain. Hal ini karena berkaitan dengan sektor lain, seperti mudahnya perizinan. "Saya mempunyai pengalaman di luar negeri, ada satu negara mengurus izin hanya butuh waktu 30 menit. Inikan sangat mudah," kata dia.
Baca Juga: Jokowi Kasih Sinyalemen Tidak Bakal Ada Kubu Prabowo di Kabinetnya
Demikian juga untuk Kementerian Ekspor, menurut Jokowi tidak harus berdiri sendiri. “Kementerian Ekspor awalnya berdiri sendiri, namun kemudian kita ubah bergabung di Kementerian Luar Negeri. Kalau di kementerian luar negeri, kita sudah mempunyai perwakilan di seluruh dunia. Sangat tepat kalau masuk di sana,” kata Jokowi.
Selain menggabungkan Kementerian Luar Negeri dan Ekspor, Jokowi juga berencana menggabungkan Kementerian Komunikasi Informatika dan Ekonomi Digital.
“Targetnya, salah satu yang penting adalah pengamanan data, big data,” kata Jokowi.
Jokowi juga tengah mempertimbangkan penghapusan kementerian BUMN apabila semua BUMN bergabung ke dalam superholding.
“Saya masih pertimbangkan karena konsep superholding seperti Temasek sudah tidak sesuai zaman lagi,” katanya.
Baca Juga: Faisal Basri Heran Dengar Jokowi Mau Buat Kementerian Investasi dan Ekspor
Saat ditanya siapa saja menteri di kabinet sekarang yang akan diangkat lagi menjadi pembantu presiden 5 tahun ke depan, Jokowi mengatakan ada sejumlah nama.
Saat dikejar siapa saja nama-nama tersebut, Jokowi malah berbalik meminta para pemimpin media untuk menyebut nama.
“Coba sebutkan, nanti saya akan manggut-manggut,” kelakarnya.
Yang jelas, Jokowi memastikan susunan kabinet periode mendatang akan diwarnai menteri muda usia 25-30 tahun dan menteri di bawah 35 tahun. Mereka datang dari kalangan profesional, politisi, keterwakilan daerah, agama, gender dan lain-lain.
“Komposisi, 55 dari profesional dan 45 dari kalangan partai politik,” kata Jokowi.
Jokowi berharap pengumuman kabinet periode 2019-2024 bisa segera diumumkan ke publik, karena banyak pihak butuh kepastian. Banyak kalangan menunggu siapa saja yang akan menjadi anggota kabinet Jokowi mendatang. "Saya pastikan kabinet mendatang bagus-bagus, kompenten dan bisa bekerja keras lima tahun ke depan. Kalau tidak bisa kerja, ya ganti yang bisa kerja," kata dia.
Ke depan, Jokowi mengaku membutuhkan figur yang bisa mengeksekusi program. "Saya tidak muluk-muluk, nanti para menteri akan saya beri target konkret. Misalnya Menteri ESDM target membangun kilang, Menteru PUPR membangun sekian bendungan, Menteri Komunikasi dan Informasi membangun sistem pengamanan data. Jadi 2-3 program saja tapi harus konkret dan dirasakan masyarakat," kata dia.
Terkait dengan kaderisasi, Jokowi berharap dengan merekrut anak muda menjadi menteri akan menciptakan calon pemimpin sejak dini. "Saya yakin nanti setelah 2 tahun menjadi menteri, akan banyak menteri yang menonjol prestasinya. Kita lihat saja," kata dia.
Ia tidak menampik bila dari para menteri yang menonjol kinerjanya bisa menjadi calon presiden di masa yang akan datang. "Kalau memang mempunyai kapasitas, kenapa tidak," katanya.
Jokowi sempat mengaku kesulitan memilih menteri dengan usia 25-30 tahun. Dari 60 kandidat yang ia terima, semua bagus-bagus, pintar, wawasan luas. "Namun saat saya test manajerial, kebanyakan tidak mampu melakukan dengan baik," kata Jokowi.