Suara.com - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Archandra Tahar mengatakan, penerapan bahan bakar nabati biodiesel 20 persen atau B20 dari bulan Januari - Juli 2019 mampu menghemat impor migas hingga 1,66 miliar dolar AS.
Hal tersebut diungkapkan setelah rapat koordinasi (Rakor) tentang evaluasi penghematan penerapan B20 bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution di Kemenko Perekonomian.
"Kalau kita lihat harga mops untuk diesel dikalikan dengan volume fame yang sudah didistribusikan 97 persen berhasil disalurkan famenya dari target, maka penghematan kita bahas sekitar 1,66 miliar dolar AS Januari - Juli," ujar Archandra, Senin (12/8/2019).
Archandra menerangkan dari target B-20 pada kuartal I 2019 6,2 juta kiloliter (KL) baru tercapai 2,94 juta KL hingga akhir Juli 2019.
Baca Juga: Biodiesel Sawit, Anugerah yang Diapresiasi Jokowi dan Menteri Kabinet Kerja
"Yang terserap fame itu sekitar penggunaan fame 44 persen dari kuota. Volume penggunaan fame 2.947.764 kiloliter," tambahnya.
Untuk diketahui, Pemerintah secara resmi telah merilis program penggunaan B20 mulai awal September, baik di sektor yang disubsidi (public service obligation/PSO) maupun non-subsidi (non-PSO).
Penggunaan B20 bertujuan mengurangi impor minyak sekaligus meningkatkan harga dan penyerapan minyak sawit di pasar domestik.
Sementara untuk penerapan bahan bakar nabati biodiesel 30 persen atau B30 masih dalam tahap uji coba. Pihaknya saat ini sedang melakukan uji coba dan evaluasi B30 hingga Oktober 2019.
"B30 masih dalam uji coba dan akan berakhir pada bulan Oktober. Tesnya masih berjalan hingga Oktober," ujar Archandra.
Baca Juga: Luhut Sebut Penggunaan Biodiesel Tekan Impor Migas Hingga 3 Miliar Dolar AS
Archandra pun belum bisa memastikan lebih lanjut mengenai rencana penerapan B30 setelah dilakukan uji coba. Namun, pihaknya masih memastikan penghematan dan evaluasi untuk penerapan B30.