Suara.com - Elektrifikasi atau pemasangan tenaga listrik di Jawa Barat telah mencapai 99,99 persen pada 2018. Persentase elektrifikasi Jabar tersebut melampaui rata-rata elektrifikasi nasional, yakni 98 persen.
Data ini dirilis oleh Direktorat Jendral Ketenagalistrikan Kementerian ESDM.
Kendati begitu, Kepala Bidang Ketenagalistrikan Dinas ESDM Jabar, Ai Saidah, mengatakan, persentase 0,01 persen tergolong tinggi, mengingat jumlah penduduk Jabar mencapai 48 juta jiwa. Pihaknya terus berupaya mengalirkan listrik ke daerah-daerah yang belum teraliri listrik.
"Tinggal 0,01 persen lagi masyarakat di Jabar yang belum menerima aliran listrik. Namun karena jumlah penduduknya besar, maka angka tersebut cukup besar dan butuh perjuangan dan keseriusan untuk kita bantu mendapatkan aliran listrik," katanya dalam Jabar Punya Informasi (Japri) di Gedung Sate, Kota Bandung, Jabar, Jumat (9/8/2019).
Baca Juga: Ridwan Kamil : Penerapan Teknologi Dongkrak Hasil Panen Ikan di Jabar
"Yang belum teraliri listrik ini akan kita keroyok bersama, agar mencapai elektrifikasi menuju 100 persen," tambahnya.
Menurut Ai, sebelum program listrik masuk desa berjalan pada 2001, persentase elektrifikasi Jabar hanya 52,16 persen.
"Selama hampir 17 tahun atau hingga 2018, Pemprov Jabar sudah berhasil menyambungkan listrik kepada 298.456 keluarga, dengan anggaran mencapai Rp Rp 443 miliar," ucapnya.
Senior Manager General Affair PT PLN Distribusi Jabar, Andoko Suyono mengatakan, Jabar menjadi salah satu provinsi yang ikut dalam sistem kelistrikan besar bernama Jamali (Jawa - Madura - Bali). Aliran listrik ke tiga pulau tersebut tersambung satu sama lain.
"Jabar sendiri mempunyai beban puncak 7.600 megawatt atau 30 persen dari sistem Jamali itu," katanya.
Baca Juga: Tumpahan Minyak di Karawang, Ridwan Kamil Minta Pemda Kalkulasi Kerugian
Andoko menyatakan, saat ini, pelanggan PLN di Jabar mencapai 14,2 juta pelanggan. Jumlah tersebut didominasi oleh pelanggan rumah tangga, dengan persentase 93 persen.