Suara.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai Indonesia paling cepat melakukan perubahan atau transformasi dengan melahirkan keputusan presiden, peraturan pemerintah, atau seminar. Namun, menurutnya hal itu masih dianggap belum bisa mewujudkan transformasi ekonomi yang diinginkan.
JK menjelaskan, Indonesia memiliki banyak keppres, PP ataupun seminar untuk melakukan transformasi. Akan tetapi menurut JK, transformasi ekonomi belum bisa diwujudkan apabila hanya bergantung kepada tiga hal itu.
"Kita paling banyak UU, kepres, PP paling banyak seminar tapi transformasi ekonomi hanya bisa terjadi apabila kita mendorong kebijakan ketat, entrepreneurship yang kuat," kata JK dalam acara Pembukaan Seminar Nasional Transformasi Ekonomi Untuk Indonesia Maju di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Jumat (9/8/2019).
Membuat kebijakan yang ketat serta kepemimpinan yang kuat, dinilai JK mampu mewujudkan transformasi ekonomi di Indonesia.
Baca Juga: Suku Bunga Acuan Masih Tinggi, JK Minta BI Berkaca ke Krisis 98
Apabila dua poin tersebut bisa dilakukan dengan baik, maka Indonesia mampu bersaing dengan negara lain dalam setiap sektor.
Hal itu merujuk kepada contoh mantan Presiden Korea Selatan Park Chung Hee yang melakukan transformasi ekonomi dari negara agraris menjadi negara industri berorientasi ekspor.
"Tidak dengan banyak pertemuan, tidak dengan banyak hadiah, tidak dengan banyak Keppres tapi suatu tindakan yang baik dan langkah-langkah yang baik, efisien tinggi disemua sektor dan SDM," katanya.