Suara.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meminta kepada Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo untuk bisa menurunkan suku bunga acuan BI. Belajar dari krisis moneter pada 1998, tingginya suku bunga hanya akan memicu tingginya inflasi.
"Jadi, sekarang saudara-saudara kita jangan dimakan asing, bangga dengan masuknya asing. Itu beban BI bayar bunga. Ini saya mohon maaf bukan kuliahin Bapak," kata JK saat berpidato dalam acara Pembukaan Seminar Nasional Transformasi Ekonomi Untuk Indonesia Maju di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Jumat (9/8/2019).
JK mengatakan bahwa krisis moneter pada 1998 bisa menjadi pelajaran bahwa kalau suku bunga tinggi terus maka akan menurunkan volume investasi.
"Pengalaman 1998, interest tinggi dorong inflasi tinggi. Bunga tinggi, otomatis investasi berkurang. Teori dasarnya itu. Berputar terus," tambah JK.
Baca Juga: Wapres JK Minta BI Pangkas Suku Bunga Acuan Hingga di Bawah 5 Persen
JK mengungkapkan, bahwa Indonesia harus memiliki target penurunan suku bunga. Dirinya mencontohkan pada negara Thailand yang menetapkan suku bunga sebesar 7 persen, sedangkan Indonesia masih diantara 10-11 persen.
"Cuma harapan saja, bahwa turunkan itu. Jadi kita harus punya target Thailand 7 persen kita mesti di bawah 10-11 persen," tandasnya.