Sri Mulyani Sindir Anggaran Pendidikan Tinggi Tapi Hasilnya Tak Memuaskan

Jum'at, 09 Agustus 2019 | 10:55 WIB
Sri Mulyani Sindir Anggaran Pendidikan Tinggi Tapi Hasilnya Tak Memuaskan
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan pendapat saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di gedung parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (17/6/2019). [Antara/Nova Wahyudi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyindir kualitas pendidikan yang masih rendah. Padahal anggaran sektor pendidikan sudah tinggi dibandingkan sektor lainnya.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengungkapkan, anggaran untuk sektor pendidikan sebesar 20 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau sebesar Rp 492 triliun pada tahun 2019.

"Karena sekarang hampir 10 tahun adopsi 20 persen anggaran pendidikan APBN. Tapi hasilnya tidak sebesar di Vietnam," ujar Sri Mulyani dalam sebuah diskusi, di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (9/8/2019).

Sri Mulyani menjelaskan, dengan anggaran pendidikan yang begitu besar tersebut belum bisa meningkatkan kualitas pendidikan. Hal ini terlihat dari pengetahuan dan keahlian sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang masih rendah.

Baca Juga: Negara Ingin Maju? Sri Mulyani Sarankan BUMN Beri Ruang untuk Swasta

"Hasil PISA test yang didapatkan, tidak memuaskan seperti yang kita harapkan. Jumlah buruh besar karena demografi masih muda. Akan tetapi, terkendala masalah pendidikan relatif rendah dan skill terbatas," tuturnya.

Oleh karena itu, tambah Sri Mulyani, permasalahan sektor pendidikan harus terus dibahas. Terutama, pendidikan di daerah yang saat ini masih terdesentralisasi.

"Kita berhadapan dengan berbagai isu. Pertama dari sisi desentralisasi bahwa paud SD, SMP, SMA di level kabupaten dengan provinsi kota. Bagaimana sinkronkan antara kewenangan itu di daerah dengan kualitas yang harus relatif seragam. Kualitas pengelolaan sekolah, biaya operasi sekolah. Isu mengenai desain dari seluruh kebijakan sektor pendidikan di Indonesia yang perlu dibahas terus-menerus," pungkas dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI