Milenial Muda Aceh Kembangkan Pupuk Organik Cair

Rabu, 07 Agustus 2019 | 11:09 WIB
Milenial Muda Aceh Kembangkan Pupuk Organik Cair
Pupuk organik cair produk seorang pebisnis di Banda Aceh. (Dok : Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Social entrepreneurship kini semakin marak diminati generasi muda atau kaum milenial. Selain menghasilkan keuntungan, mereka berharap dapat membantu sesama pebisnis melalui produk yang dibuatnya.

Pebisnis muda asal Peunayong Banda Aceh, Freddy Wijaya (27), merupakan salah satu pengusaha pupuk organik cair (POC).

Berawal dari niat untuk membantu para petani di daerah Flores, Nusa Tenggara Timur, pada 2015 bersama teman-temannya, Freddy mencoba menciptakan pupuk organik cair. Kini pupuk yang dinamainya Dinosaurus itu sudah mulai tersebar di banyak daerah di Indonesia.

“Belum genap setahun, sudah banyak pemesanan dari Bandung, Bogor, Medan hingga Padang dan Gorontalo, dan masih banyak lagi,” ujarnya.

Baca Juga: Kementan Terus Perbaiki dan Awasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi

Nama Dinosaurus diambilnya dari konteks zaman dahulu, yang mana ia menggunakan tanaman-tanaman kuno sebagai bahan pupuknya. Ia meraciknya sendiri, sehingga pupuk tersebut kini mulai dikenal banyak orang.

Berbeda dengan pupuk berbahan kimia yang dapat mengurangi kualitas tanah, pupuk berbahan organik dan mikroba dapat secara alami mengembalikan unsur hara yang telah tereksploitasi, sehingga tanah kembali menjadi subur.

“Initerbukti di lapangan. Setelah petani menggunakan pupuk Dinosaurus, profil tanaman tampak meraksasa, daun lebar, buah besar-besar dan batang kokoh,” sambung Freddy

Meski fenomenal, POC ini dijual dengan harga murah. Menurutnya, keuntungan bukanlah menjadi tujuan satu-satunya.

Selain harganya terjangkau oleh para petani, pupuk ini juga memberikan banyak nilai tambah karena efektif dalam menyuburkan tanah.

Baca Juga: Pupuk Indonesia Raih Penghargaan Indonesia Most Creative Company 2019

“Petani di NTT berhasil panen padi 11 ton, naik hampir 40 persen dari panen sebelumnya yang hanya mampu 7 ton. Itu termasuk hasil panen yang tinggi,” jelas Freddy, tentang keberhasilanya pupuknya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI