“Produk gula semut sebagai produk unggulan daerah Kabupaten Kulon Progo memiliki potensi pasar luar negeri yang sangat tinggi, terlebih dengan kondisi pertumbuhan permintaan dunia terhadap produk gula semut sebesar 10 persen-15 persen setiap tahun,” kata Sutriyana, Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Tiwi Manunggal.
Ia menambahkan, dibutuhkan optimalisasi pengembangan usaha industri gula semut di Kabupaten Kulon Progo, yang dilatarbelakangi oleh isu terancamnya keberlangsungan usaha industri. Para petani yang sudah bergabung dalam produksi sudah mendapatkan sertifikat organik dengan skala nasional untuk melakukan kerja secara bersama-sama.
Untuk menembus pasar internasional berbagai cara dilakukan, salah satunya dengan business matching di Rusia. Penjajakan ini adalah salah satu langkah untuk pemasaran dan pengenalan gula semut ke pasar dunia dan men-supply kebutuhan gula semut yang semakin diminati di Rusia.
Hasil business matching ini berupa kerja sama antar pelaku usaha Indonesia dan Rusia.
Baca Juga: Atasi Kekeringan, Kementan Perkuat Koordinasi Tim Upaya Khusus di Daerah
Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan dorongan peningkatan produksi gula terhadap Kelompok Usaha Bersama (KUB). Salah satunya dengan memberi bantuan alat mesin oven dan timbangan sebagai rumah produksi.
Agus Wahyudi, Direktur Tanaman Semusim dan Rempah Ditjen Perkebunan Kementan, mengatakan, sudah ada 17 investor yang tertarik ikut membangun pabrik gula dengan nilai investasi rata rata mencapai Rp 41,44 triliun. Pabrik ini rencananya akan dibangun di enam lokasi dengan target produktivitas mencapai 140 ton per hektare.