Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat mahalnya tarif tiket pesawat masih menjadi penyumbang inflasi terbesar.
Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, jika dihitung dari tahun ke tahun tarif tiket pesawat berkontribusi 0,20 persen (yoy).
"Kalau year to date (ytd) atau dari awal tahun saya enggak punya ytdnya, tapi yoy tetap saja dia berkontribusi sebesar 0,20 persen," kata Suhariyanto, di Kantor BPS, Jakarta, Kamis (1/8/2019).
Sementara itu, jika dihitung secara bulan ke bulan, tarif tiket pesawat mengalami penurunan. Hal ini terlihat dari deflasinya tarif angkutan udara sebesar 0,03 persen pada Juli 2019.
Baca Juga: Sektor Pariwisata Lesu, Core Minta Ada Solusi soal Mahalnya Tiket Pesawat
"Kita tahu pemerintah turunkan tarif batas atas sejak 9 juli lalu ada harga tiket pesawat yang turun di hari-hari tertentu Selasa, Kamis, dan Sabtu untuk beberapa waktu tertentu mulai jam 10 sampai jam 2," imbuhnya.
Suhariyanto menambahkan, penurunan tarif tiket pesawat terjadi pada 41 kota dari 82 kota yang dipantau BPS.
"Penurunan tiket pesawat terjadi di 41 kota begitu juga andilnya 0,01 persen," pungkas dia.