Sedangkan bagi pengguna taksi online, Gojek memiliki tingkat preferensi konsumen lebih tinggi daripada Grab pada semua aspek, yaitu pada aspek keterjangkauan tarif (54%), aspek keamanan (59%), kehandalan layanan (60%), keramahan (57%) dan kenyamanan serta kebersihan (59%).
Responden yang mengaku pernah mengalami kecelakaan pada layanan Grab-Bike tercatat lebih tinggi, yaitu mencapai 8,8% daripada yang terjadi di layanan Go-Ride (6,6%).
Di kesempatan yang sama, Rika Rosvianti, pendiri perEMPUan yang merupakan komunitas pemerhati pelecehan seksual di transportasi urban, mengatakan promo yang dilakukan oleh salah satu aplikator transportasi urban justru seringkali memicu pelecehan hak-hak konsumen.
“Karena membayar sesuai harga promo yang tertera di OVO, mitra pengemudi justru menjadikannya alasan untuk memberi layanan yang tidak sesuai standar, misalnya dengan tidak mengantar sampai tujuan atau dengan mengendarai kendaraannya secara ugal-ugalan,” terangnya.
Baca Juga: Dana yang Didapat Grab, Gojek dan Traveloka Ternyata Mengalir ke Singapura