Target Pertumbuhan Ekonomi Tercapai Jika Jokowi Tak Salah Pilih Menteri

Selasa, 30 Juli 2019 | 14:44 WIB
Target Pertumbuhan Ekonomi Tercapai Jika Jokowi Tak Salah Pilih Menteri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi. (Biro Pers Sekretariat Presiden)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Mohammad Faisal memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2019 maksimal 5,1 persen. Menurutnya pertumbuhan ekonomi tersebut lebih rendah dari target pemerintah yang menetapkan 5,2 persen.

"Kami melihat 6 bulan pertama hasilnya lebih rendah dari yang ditetapkan pemerintah. Kita meyakini sampai akhir 2019 akan mendekati angka 5,1 persen," ujar Faisal, Selasa (30/7/2019).

Faisal menerangkan untuk pertumbuhan ekonomi kuartal II diperkirakan akan sama seperti kuartal I berkisar 5,07 persen. Hal tersebut terjadi akibat dampak perang dagang yang menekan pertumbuhan ekonomi global.

"Dampak pelemahan demand global cukup besar daya tekan terhadap pertumbuhan global. Tiga kawasan besar Amerika, Eropa dan China mengalami pelambatan pertumbuhan ekonomi lebih dalam," tambahnya.

Baca Juga: BI: Penurunan Suku Bunga Acuan Bisa Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

Namun, Faisal menuturkan potensi peningkatan pertumbuhan ekonomi terbuka lebar. Pasalnya Pemilu yang usah dilaksanakan memberikan kepastian kepemimpinan nasional untuk lima tahun ke depan.

Sedangkan faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu bergantung kepada jajaran menteri yang akan terpilih pada bulan Oktober 2019 nanti.

Menurutnya keseriusan pemerintah akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan yang akan diterapkan.

Faisal membeberkan pertumbuhan ekonomi pasca pemilu akan bergantung kepada stabilitas daya beli dan konsumsi masyarakat. Pasalnya perlambatan ekonomi dunia akan menekan investasi dan ekspor.

"Pemilu dan perlambatan ekonomi dunia menekan laju investasi. Investasi manufaktur terus kontraktif, ekspor impor juga kontraktif. Defisit melebar di semester I 2019 sebesar Rp 2 miliar dibandingkan tahun lalu, tapi untuk kuartal II diprediksi tidak akan terlalu melonjak," tuturnya.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi China Kuartal II Bakal Paling Lemah Sejak 27 Tahun Lalu

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI