Suara.com - Punya niat buat mengajukan pinjaman cepat ke financial technology (fintech)? Boleh saja, tapi usahakan untuk memilih fintech pinjaman online yang sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), ya.
Salah satunya ada Kredivo, yang punya suku bunga pinjaman paling rendah, yaitu 2,95 persen per bulan, namun batas limit kreditnya maksimal bisa sampai Rp 30 juta!
Namun sebelum pilah-pilih fintech mana yang tepat, kamu juga perlu tahu dulu bahwa ada 4 risiko yang bisa menyertai keputusanmu dalam mengajukan pinjaman ke fintech. Berikut ini ulasannya.
Suku bunga dan biaya provisi yang tinggi
Selain Kredivo, sebagian besar fintech pinjaman online yang ada saat ini menerapkan suku bunga mulai dari 0,7 persen sampai 1 persen per hari. Jika diakumulasi dalam tempo 30 hari, maka suku bunganya saja sudah 30 persen per 30 hari. Belum ditambah dengan tambahan biaya provisi yang dipotong langsung saat pencairan dana pinjaman sekitar 8 persen.
Baca Juga: Telkomsel Mitra Inovasi Tanam Investasi di Kredivo
Siapa pun rasanya bakal keberatan menerima tingkat suku bunga yang demikian tinggi. Namun biasanya, karena kondisinya kepepet, kebanyakan orang jadi nggak pikir panjang untuk apply pinjaman dengan bunga selangit ini. Giliran sudah jatuh tempo, baru sadar kalau jumlah angsurannya terlalu banyak.
Sebagai lembaga multifinansial yang menyediakan fasilitas kredit online, Kredivo hanya mematok suku bunga 2,95 persen per bulan, baik untuk cicilan barang atau pinjaman tunai. Cicilan barang pakai Kredivo bisa dilakukan di 250 lebih e-commerce atau merchant yang sudah jadi partner resmi Kredivo, Lazada, Tokopedia, Bukalapak, Blibli, Shopee, dan sebagainya. Cicilan berlaku untuk minimal pembelanjaan Rp 1 juta, tanpa uang muka. Kamu bisa pilih tenor 3 / 6 / 12 bulan apabila mencicil menggunakan Kredivo di e-commerce atau merchant tersebut.
Cepat cairnya, cepat juga tempo pembayarannya
Pencairan pinjaman yang cepat, dalam tempo sehari dua hari kerja, bukan didapat dengan ‘gratis’, lho. Ini biasanya, kalau tak dibarengi dengan biaya provisi yang tinggi, pasti tenor pinjamannya juga singkat. Kalau telat bayar, siap-siap kena denda yang persentasenya juga tentu tak sedikit. Berbeda dengan bank atau lembaga keuangan konvensional yang punya opsi tenor yang lebih variatif dan bisa tahunan.
Tapi tenang saja. Ada Kredivo yang bisa kasih kamu opsi tenor mulai 30 hari, 3 bulan, dan maksimal hingga 6 bulan untuk pinjaman cepat. Jenis pinjaman cepatnya sendiri ada dua, yaitu pinjaman mini dan pinjaman jumbo. Pinjaman mini berlaku untuk minimal pengajuan pinjaman sebesar Rp 500 ribu, sedangkan pinjaman jumbo berlaku untuk minimal pengajuan pinjaman sebesar Rp 1 juta.
Fitur pinjaman cepat di aplikasi Kredivo hanya berlaku bagi pengguna yang sudah terdaftar sebagai akun Premium. Jadi di awal, ketika mendaftar Kredivo, kamu akan diberikan sejumlah limit yang bentuknya nontunai. Maksimal limit yang diberikan Kredivo bisa mencapai hingga Rp 30 juta. Limit ini bisa dipakai sesuai fasilitas kredit yang disediakan Kredivo, seperti cicilan barang atau dicairkan menjadi pinjaman tunai.
Baca Juga: Atasi Fintech Ilegal, OJK Dorong Pembentukan UU Perlindungan Data Pribadi
Beberapa fitur pada HP akan diminta aksesnya
Karena termasuk jenis pinjaman tanpa jaminan dan berisiko tinggi, setiap aplikasi fintech pinjaman cepat online sudah pasti akan meminta akses ke berbagai fitur di handphone kamu. Fitur ini biasanya meliputi kontak, GPS/lokasi, histori SMS dan telepon, hingga kamera.
Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa kamu adalah ‘orang’ yang benar-benar nyata dan asli, bukan fiktif dan kamu bisa bertanggungjawab atas pinjaman yang sudah diajukan. Ini juga sekaligus upaya untuk menghindari fintech dari kerugian kalau-kalau ada pengajuan pinjaman yang sifatnya fiktif.
Biasanya, fintech pinjaman online hanya akan memproses pendaftaran atau pengajuan yang mana penggunanya memberikan akses ke fitur-fitur yang diminta. Kalau nggak, ya siap-siap ditolak pengajuannya karena begitulah cara kerja fintech. Untuk hal ini, pilihan ada di tanganmu.
Data pribadi yang terancam tersebarluas apabila menggunakan fintech ilegal
Ini adalah hal yang harus kamu perhatikan di awal, menggunakan fintech ilegal yang tidak terdaftar di OJK sama artinya dengan menyerahkan data-data pribadimu kepada pihak yang tidak bertanggungjawab. Fintech ilegal biasanya tidak memiliki teknologi keamanan yang mumpuni pada aplikasinya dan juga tidak memiliki kebijakan privasi, serta jaminan perlindungan data nasabah yang jelas.
Idealnya, fintech yang legal dan aman sudah menerapkan teknologi enkripsi data, seperti halnya Kredivo. Teknologi inilah yang salah satunya akan melindungi data pribadi nasabah, sehingga tidak bisa dibaca pihak manapun yang tidak diberi izin atau memiliki pengetahuan khusus.
Kalau sudah paham 4 risiko di atas, maka sebaiknya kamu bisa lebih bijak dalam mempertimbangkan penggunaan fintech, ya!