Suara.com - Uber, perusahaan transportasi online asal Amerika Serikat merumahkan sekitar 400 dari 1.200 karyawan atau sepertiga dari staf pemasaran. Kabar ini pertama kali muncul ketika perusahaan menghadapi tekanan keuangan yang lesu pada Mei 2019.
Dilansir dari CNN Business, Dara Khosrowshahi, CEO Uber mengatakan pada Senin (29/7/2019), "Kami tidak melakukan perubahan. Hal ini disebabkan karena pemasaran menjadi kurang penting bagi Uber. Kami membuat perubahan ini karena menghadirkan visi yang kuat, bersatu dan dinamis kepada dunia. Itu yang lebih penting."
Uber memiliki sejarah penurunan yang tajam dan pertumbuhan pendapatan yang melambat. Bahkan Uber kehilangan 1,01 miliar dolar Amerika serikat (AS) dalam tiga bulan pertama pada 2019. Pendapatan dari bisnis jasa transportasi tumbuh hanya sembilan persen dari tahun sebelumnya.
Pada awal Juni, Dara Khosrowshahi mengumumkan bahwa dua eksekutif meninggalkan perusahaan, termasuk kepala pemasaran Rebecca Messina. Diketahui, ia bertugas selama sembilan bulan, akan tetapi Dara Khosrowshahi menegaskan hengkangnya Rebecca Messina sebagai tanggapan atas keputusan untuk menggabungkan tim pemasaran, komunikasi dan kebijakan.
Baca Juga: Banjir Pengunjung GIIAS 2019, Teknologi Jadi Indikator Antusiasme
"Banyak tim kami terlalu besar yang menciptakan pekerjaan yang tumpang tindih. Membuat pemilik keputusan tidak jelas dan dapat menyebabkan hasil yang biasa-biasa saja," demikian pernyataan tertulis Dara Khosrowshahi.
"Sebagai sebuah perusahaan, kami bisa melakukan lebih banyak dari diri sendiri dan satu sama lain. Sederhananya, kami harus mendapatkan kembali keunggulan kami," pungkasnya.