Suara.com - Peran aktif dan kerja sama antar tiga negara anggota IMT - GT, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Thailand, diperkuat dalam menciptakan tenaga kerja yang kompeten, meningkatkan mobilisasi tenaga kerja, dan membentuk sistem informasi pasar kerja di tiga negara. Untuk mewujudkan hal itu, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk melaksanakan dua program yang saat ini berjalan, yaitu penguatan portal informasi pasar kerja dan pengakuan kompetensi keterampilan.
Kedua program ini sangat penting dalam pengembangan ketenagakerjaan di ketiga negara anggota.
"Dengan adanya portal informasi pasar kerja diantara tiga negara, diharapkan pasar tenaga kerja di tiga negara tersebut dapat terhubung, sehingga kesempatan kerja dapat lebih luas," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Khairul Anwar, saat membuka "The 9th IMT-GT Working Group on Human Resources Development, Education and Culture Meeting", Jakarta, Kamis (25/7/2019).
Ia berharap, pertemuan ini dapat membentuk suatu informasi pasar kerja yang aktif dan adaptif, sehingga dapat dimanfaatkan optimal ketiga negara. Pemetaan informasi yang detail, akurat dan dinamis dari pasar kerja ini diharapkan juga bisa memberikan informasi yang baik untuk lembaga pelatihan dan pendidikan,sehingga tahu apa yang dibutuhkan oleh pengguna.
Baca Juga: AWS Beri Pelatihan Cloud Computing bagi 400 Instruktur BLK Kemnaker
"Paling penting, informasi pasar kerja yang disepakati ini harus , sehingga siapapun masyarakat kita dapat dengan mudah mengakses informasi pasar kerja. Itulah perlunya kolaborasi ketiga negara dalam menyampaikan informasi lowongan kerja masing-masing negara," kata Khairul.
Selain pembentukan sistem informasi pasar kerja yang lebih aktif dan adaptif, Khairul juga mengapresiasi capaian Working Grup ini, khususnya dalam implementation Blueprint (IB) 2017 -2021 yang lebih konkrit.
"Tiga negara sudah fokus ke arah mutual recognition of skills atau pengakuan keterampilan yang telah disepakati di bidang welding, automotif dan sektor pariwisata (spa dan barista). Didukung jeraring BLK dan harmonisasi standar kualifikasi di tiga negara anggota IMT - GT, tentunya akan membawa dampak yang sangat baik bagi integrasi dan kerjasama ketenagakerjaan di kawasan sub-regional," kata Khairul.
Ia juga menegaskan, pemerintah Indonesia terus berupaya untuk mewujudkan iklim bisnis yang kondusif, baik dari sisi regulasi, perizinan, insentif, dan agar dapat meningkatkan investasi asing ke Indonesia. Investasi Malaysia dan Thailand yang datang ke Indonesia diharapkan dapat meningkat.
"Pemerintah Indonesia mengajak kalangan dunia usaha dan industri yang berasal dari dalam maupun luar negeri (PMA) untuk berinvestasi di Indonesia dan mendukung pengembangan SDM dengan membangun sistem pelatihan kerja dan sertifikasi profesi secara terpadu bagi pekerja Indonesia," kata Khairul.
Baca Juga: Kemnaker Tingkatkan Kualitas SDM melalui Pendidikan Vokasi
Dalam kesempatan itu, Khairul juga menyampaikan empat poin terkait masalah, tantangan, sekaligus jawaban atas masalah dan tantangan ketenagakerjaan dewasa ini.
"Pertama, ekosistem ketenagakerjaan. Intinya, ekosistem ketenagakerjaan kita ini kaku dan rigid, sehingga perlu ditransformasikan menjadi lebih fleksibel sesuai perkembangan pasar kerja masa depan," katanya.
Kedua, pasar kerja di Indonesia masih kurang aktif, sehingga perlu dipastikan menjadi pasar kerja aktif dengan sejumlah intervensi kebijakan pemerintah.
"Ketiga, pengembangan skill. Skill SDM yang ada masih disfektif, sehingga perlu ditransformasikan ke arah yang adaptif terhadap perubahan untuk mengatasi kualitas, kuantitas maupun persebaran SDM yang kurang merata," kata Khairul.
Terakhir, jaminan sosial yang pada intinya jaminan sosial ke depan perlu diperkuat dan diperluas agar lebih inklusif.