Ini Alasan Garam Harus Tetap Impor Versi Said Didu

Rabu, 24 Juli 2019 | 10:19 WIB
Ini Alasan Garam Harus Tetap Impor Versi Said Didu
Petani Garam. [Beritajatim.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Muhammad Said Didu menanggapi komentar Menteri Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan yang menyarankan untuk menghentikan impor garam.

Luhut menilai kebijakan impor garam justru malah menyebabkan harga komiditas garam petani tanah air menjadi menurun.

Dikutip dari akun Twitter pribadinya @msaid_didu justru malah menyarankan kalau garam untuk kebutuhan industri harus di impor.

Pasalnya hasil produksi garam dalam negeri kualitasnya belum bisa memenuhi kebutuhan garam industri.

Baca Juga: Luhut Saran ke Presiden Jokowi: Jangan Impor Garam Lagi, Bikin Kacau

"Kalau untuk garam industri sebaiknya masih di impor," tulisnya seperti dikutip Suara.com, Rabu (24/7/2019).

Sebelumnya, Menko Luhut menyarankan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menghentikan impor garam karena produksi garam industri secara nasional pada 2021 mencapai 800 ribu ton.

Produksi itu berpusat di pabrik garam Nusa Tenggara Timur. Karena itu, pemerintah seharusnya tak lagi perlu mengimpor garam.

"Ada lahan garam 5.270 hektare di Kupang NTT. Produksi garam industri tambah 800.000 ton pada 2021. Jadi sebenarnya enggak usah lagi impor-impor. Saya sarankan, presiden eloknya tidak usah ada impor-impor lagi lah, itu bikin kacau," ucap Luhut.

Baca Juga: Studi Ungkap Asupan Garam yang Tinggi Dapat Sebabkan Perut Kembung

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI