Suara.com - Saat ini dunia pekerjaan mengalami transformasi yang cepat dalam prosesnya. Untuk itu, para pencari kerja harus melengkapi diri dengan soft skill maupun hard skill.
Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Khairul Anwar, dalam sambutannya di Pembukaan Pengenalan Kehidupan Kampus Baru (PKKMB) Mahasiswa Politeknik Ketenagakerjaan tahun ajaran 2019/2020, Bekasi, Jawa Barat, Senin (22/7/2019).
Di awal sambutannya, Khairul mengapresiasi terpilihnya mahasiswa baru Polteknaker tahun ajaran 2019/2020 yang telah melalui proses seleksi yang ketat.
"Jangan sia-siakan kesempatan yang ada. Kesempatan ini harus dijadikan suatu peluang yang baik, untuk nantinya adik-adik jalani selama mengikuti masa perkuliahan dan menjadi pribadi yang bermanfaat," ujarnya.
Baca Juga: Lewat Amnesti Yordania, Kemenaker Pulangkan Pekerja Migran dan Anak-anak
Khairul minta mereka untuk terus meningkatkan kemampuan, baik dari sisi soft skill maupun hard skill-nya.
Dari sisi hard skill, lulusan Polteknaker harus memiliki kemampuan yang kompeten sesuai bidangnya dan tersertifikasi.
"Terkait sertifikasi, saya minta kepada Polteknaker, agar segera bekerja sama dengan lembaga sertifikasi profesional, sehingga mahasiswa Polteknaker bisa langsung bekerja dan diakui kemampuannya melalui sertifikasi yang didapatkan," ujar Khairul.
Bicara soal soft skill, Khairul menyatakan, di tengah perkembangan dunia teknologi dan informasi masif saat ini, diperlukan terobosan-terobosan atau ide-ide baru dalam mendukung proses pembelajaran serta perlunya kemampuan dalam berbahasa asing.
Sementara itu, dalam sambutannya, Plt. Direktur Politeknik Ketenegakerjaan Retna Pratiwi menyampaikan, laporan penyelenggaraan kegiatan. Jumlah mahasiswa dan mahasiswi Polteknaker tahun ajaran 2019/2020 berjumlah 90 orang, dimana 55,6 persen terdiri dari perempuan dan 44,4 persen terdiri dari laki-laki.
Baca Juga: Kerja Sama BNN dan Kemenaker
Peserta didik yang lolos berasal dari seluruh Indonesia, yaitu dari Pulau Jawa sekitar 85,5 persen , Sumatera 8,9 persen, Kalimantan & Sulawesi 3,4 persen, Nusa Tenggara 1 persen, dan Maluku 1 persen.