Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) Kepulauan Riau (Kepri) mencatat, komoditas rokok menjadi penyumbang garis kemiskinan tertinggi kedua di Kepri. Tercatat, persentase penduduk miskin di Kepri pada 2019 mencapai 5,90%.
Kepala BPS Kepri, Zulkifli mengatakan rokok menjadi penyumbang kemiskinan tertinggi kedua di Kepri karena memiliki bobot yang cukup tinggi.
“Kalau terjadi kenaikan harga rokok tentu berpengaruh, tapi bukan artinya bahwa rokok itu penyebab kemiskinan, itu hanya salah satu saja masih banyak yang lain,” kata Zulkifli.
Walaupun angka kemiskinan di pedesaan Kepri mengalami penurunan 11,04 persen pada Maret 2019, namun sumbangsih rokok terhadap kemiskinan di kawasan ini lebih tinggi dari pada perkotaan.
Baca Juga: Nekat, Pemuda ini Bakar Lubang Tangki Bensin Motor Untuk Nyalakan Rokok
“Kalau di Kepri kan kebanyakan orang miskin itu nelayan kan ya. Karena mungkin gini, kitakan banyak pelaut dan orang sini suka ngopi sambil ngerokok, jadi walau mereka orang miskin, tetap mereka mengeluarkan itu. Mereka melaut merokok, kerja merokok, sehingga ketika ada kenaikan sedikit saja dari harga rokok itu sangat berpengaruh. Padahal tidak hanya itu saja, yang lain juga mempengaruhi,” ujarnya.
Pada Maret 2019, kontribusi rokok pada garis kemiskinan di pedesaan mencapai 10,83% sedangkan di perkotaan kontribusinya lebih kecil yaitu 8,66%. Masyarakat pedesaan dengan penghasilan yang lebih kecil justru memiliki presentase konsumsi rokok lebih tinggi.
Zulkifli menerangkan, dari data BPS yang sebelumnya, setiap waktu, sumbangsih rokok terhadap garis kemiskinan selalu tinggi.
Hal itu karena bobot dari rokok itu sendiri. Ditambah lagi sejak beberapa waktu terakhir harga rokok juga terus melonjak.
Misalnya pendapatan Rp 1 juta dan 8% digunakan untuk rokok sehingga disebut bahwa yang mempengaruhi kemiskinan dari garis kemiskinan 5,64% itu, salah satunya karena sumbangan dari rokok tadi.
Baca Juga: Gara-gara Harga Beras dan Rokok Mahal, Masyarakat Jadi Makin Miskin
"Jadi kalau mau mengendalikan hal itu seharusnya konsumsi rokok dikurangi. Apalagi kita tahu, dari kemarin harga rokok naik terus dan yang merokok juga tak berhenti,” pungkasnya.