Kemnaker : Pemangku Kepentingan harus Terus Perkuat Vokasi

Rabu, 17 Juli 2019 | 13:08 WIB
Kemnaker : Pemangku Kepentingan harus Terus Perkuat Vokasi
Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas) Kemnaker, Bambang Satrio Lelono. (Dok : Kemnaker).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Pembicara lain dalam FGD tersebut adalahDr. Kun Wardana Abyoto, Direktur UNI Global Union Asia Pasifik. Ia menuturkan, Serikat Pekerja (SP) perlu berperan aktif dalam Komite Pelatihan Vokasi Daerah (KPVD), agar dapat terlibat langsung dalam perencanaan dan pembangunan infrastruktur dan ekosistem pelatihan vokasi di setiap daerah.

Pada perusahaan, lanjutnya, perlu pembentukan Company Training Committee yang beranggotakan manajemen perusahaan dan SP. Komite ini bertujuan untuk membahas mengenai perencanaan SDM di tingkat perusahaan, membahas road map transformasi perusahaan dan monitor, serta evaluasi hasil implementasi pelatihan vokasi di tingkat perusahaan.

Dalam kesempatan yang sama, Raden Pardede menyebutkan, kesempatan Indonesia hanya 15 tahun untuk menikmati bonus demografi.

“Waktu kita menyiapkan sumber daya manusia unggul untuk menjadi tenaga kerja berkualitas tinggi atau premium tinggal sedikit. Jika tidak segera melakukannya dari sekarang, kita akan sulit keluar dari middle income trap dan Indonesia nantinya akan jadi negara yang tua dan miskin,” jelasnya.

Baca Juga: Lewat Amnesti Yordania, Kemenaker Pulangkan Pekerja Migran dan Anak-anak

Sementara itu, Prof. Tadjuddin Nur Effendi, pengamat sosial dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta menyatakan, perubahan tenaga kerja dan pekerjaan masa depan di Indonesia perlu menelaah 3 sektor usaha, yakni pekerjaan di bidang teknologi informasi, manufakturing, dan usaha penjualan dan perdagangan.

Dia mengatakan, kuncinya adalah pembangunan tenaga kerja di Indonesia dan pemerintah sudah melakukan kebijakan-kebijakan yang melibatkan dunia industri, agar program-program yang ada sesuai dengan kebutuhan.

“Hal ini sudah dilakukan sejak 10 tahun lalu, dan buktinya, penyerapan lulusan BLK meningkat. Selain itu, pemerintah juga sudah melakukan peningkatan kualitas instruktur dan sarana pelatihan,” paparnya.

Menurut Harijanto, Wakil Ketua KPVN, saat ini sangat dibutuhkan landasan untuk membangun vokasi dengan ekosistem yang mantab. Industri garmen atau sepatu kesulitan untuk mencari tenaga kerja menjahit.

“Pengusaha ingin kemudahan investasi, dan dibarengi dengan mencari pekerja terampil. Iklim investasi dan pelatihan vokasi menyiapkan pekerja terampil itu sangat penting,” ujarnya.

Baca Juga: Hapus Diskriminasi, Kemenaker Gelar Dialog Pekerja dan Pengusaha

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI