Suara.com - Garis Kemiskinan (GK) di Ibu Kota pada Maret 2019 telah mencapai Rp 637.260 per kapita per bulan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis Senin (15/7/2019).
Besaran GK ini terbilang meningkat sebesar 4,85 persen dibandingkan dengan periode September 2018 (Rp 607.778 per kapita per bulan), atau naik sebesar 7,44 persen dibandingkan periode Maret 2018 (Rp 593.108 per kapita per bulan).
"Artinya, di DKI Jakarta, rumah tangga dikatakan miskin kalau pendapatan rumah tangganya di bawah Rp 3.358.360, tentu ini bukan nilai yang kecil," kata Kepala BPS Suhariyanto, Senin (15/7/2019) kemarin.
BPS memaparkan bahwa sumbangan terhadap GK sebagian besar masih berasal dari komoditi makanan (Garis Kemiskinan Makanan) yang naik 1 persen dari periode sebelumnya, yakni menjadi 67,46 persen.
Baca Juga: Kenaikan Gaji TNI Ditentukan Sehari Sebelum Peringatan Hari Kemerdekaan
Dengan pengeluaran terbesar ada pada beras (22 persen), rokok (16,8 persen), daging ayam (8 persen), telur ayam (6,6 persen), ikan kembung (3,9 persen), daging sapi (3,8 persen), dan mie instan (3,4 persen).
Sementara, sumbangan terhadap GK dari komoditi bukan makanan (Garis Kemiskinan Nonmakanan) yang hanya 32,54 persen, tercatat turun 1 persen dari periode sebelumnya.
Dengan pengeluaran terbesar seperti perumahan (33,2 persen), listrik (21,5 persen), bensin (12 persen), pendidikan (5,1 persen), angkutan (4,4 persen), perlengkapan mandi (3 persen).
Berita ini sebelumnya dimuat Harianjogja.com jaringan Suara.com dengan judul "Bergaji Rp3,3 Juta Masih Dianggap Warga Miskin di Jakarta"
Baca Juga: Digaji Rp 350 Ribu, Guru Honorer Nining Sudah 2 Tahun Tinggal di Toilet