Sebagai tambahan atas persetujuan revisi PoD, Pemerintah juga menyetujui permohonan untuk alokasi tambahan waktu selama 7 tahun dan perpanjangan Production Sharing Contract (PSC) Wilayah Kerja atau Blok Masela selama 20 tahun hingga 2055.
Selanjutnya, Inpex akan terus bekerja bersama Shell sebagai mitra kerja untuk memulai aktivitas persiapan yang diperlukan dalam rangka melaksanakan kegiatan Front End Engineering Design (FEED).
Dengan mulainya proyek ini, Pemerintah Indonesia akan menerima investasi sekitar 39 miliar dolar AS dan Inpex sekitar 37 miliar dolar AS.
Angka tersebut sudah termasuk 10 persen milik daerah, sehingga Inpex dan Shell hitungannya bisa terima 33,3 miliar dolar AS.
Baca Juga: Ekspor-Impor Anjlok, Menteri Jonan dan Rini Soemarno Disemprot Jokowi
Potensi ini masih bisa dioptimalkan dari dampak multiplier seperti industri petrokimia dan potensi investasi 5 miliar dolar AS di daerah tersebut.
Sebagai informasi, Proyek Lapangan Abadi adalah proyek pengembangan LNG skala besar terintegrasi pertama yang dioperasikan oleh INPEX di Indonesia sebagai operator, sesudah Proyek LNG Ichthys di Australia.
Jumlah output gas alam di Lapangan Abadi sebesar 10,5 juta ton per tahun, mencakup sekitar 9,5 juta ton gas alam cair/LNG per tahun, dan memasok penyediaan gas untuk lokal melalui jalur pipa.
Untuk kondensatnya, mencapai sekitar 35.000 barel kondensat per hari. SKK sendiri menargetkan blok Masela akan mulai produksi pada 2027. (Antara)
Baca Juga: Tampik Isu di Medsos, Menteri Jonan: Saya Tak Pernah Naikkan Tarif Listrik