Musim Kemarau, Begini Cara Petani Magetan Cegah Tanaman Puso

Kamis, 11 Juli 2019 | 07:52 WIB
Musim Kemarau, Begini Cara Petani Magetan Cegah Tanaman Puso
Mentan, Andi Amran Sulaiman, memperbaiki fasilitas pengairan. (Dok : Kementan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengadaan irigasi air dangkal merupakan salah satu upaya petani di Magetan, Jawa Timur, untuk mencegah tanaman mengalami puso di musim kemarau. Musim kemarau tahun ini dirasakan cukup pelik bagi petani Magetan.

Menurut data, dari 18 kecamatan, 6 kecamatan diantaranya mengalami kekeringan. Kawasan itu adalah Kecamatan Karas, Sukomoro, Panekan, Magetan, Ngariboyo dan  Parang, yang umumnya merupakan sawah irigasi teknis.

Adapun total luas lahan sawah yang terdampak kekeringan kurang lebih 195 hektare, dengan umur tanaman bervariasi, antara 40 - 85 HST dan tingkat kekeringan antara kering ringan, sedang, berat dan puso.

Tim Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian melibatkan dinas pertanian dan petani setempat untuk langsung melakukan monitoring dan mendapatkan beberapa faktor penyebab kekeringan tersebut.

Baca Juga: Kemarau Datang, Kementan Minta Petani Asuransikan Sawahnya Sebelum Ditanami

"Adanya kerusakan pintu air Waduk Gonggang mengakibatkan turunnya debit air suplai irigasi, dari yang semula 350 liter per detik menjadi 38 liter per detik. Akibatnya diberlakukan sistem giliran air, tetapi tetap tidak bisa mengairi sawah sesuai kebutuhan," tutur Direktur Irigasi Pertanian, Ditjen PSP, Rahmanto, Jakarta, Rabu (10/7/2019).

Keadaan tersebut diperparah dengan hujan yang sudah tidak turun selama 20 hari, yang memperparah terjadinya kekeringan. Sumber air permukaan pun terbatas, sehingga alternatif penanganan jangka pendek dengan pompa air tidak dapat dilakukan.

Lebih lanjut Rahmanto menuturkan, upaya yang sudah dilakukan untuk mencegah puso meluas di Magetan, salah satunya dengan mengusahakan irigasi air tanah dangkal yang kini banyak diterapkan di 10 kecamatan lainnya.

"Sudah ada 14 unit sebenarnya, tapi masih belum maksimal. Makanya kemarin, petani mengajukan lagi untuk bantuan irigasi air tanah dangkal dan irigasi air tanah dalam untuk mengurangi dampak kekeringan agar tidak terjadi puso," tuturnya.

Irigasi air tanah dangkal bisa menjadi solusi lokal untuk daerah yang tidak tercakup dalam sistem irigasi permukaan atau daerah pertanian lahan kering, yang hanya bisa melakukan penanaman padi satu kali dalam setahun.

Baca Juga: Jalankan Amanat Presiden Jokowi, Kementan efesiensi Belanja Alistan

Air tanah dangkal dengan kedalaman sekitar 4 meter merupakan sumber air yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan air tanaman, baik sebagai irigasi utama pada musim kemarau maupun untuk irigasi suplemen di musim gadu. Irigasi menggunakan air tanah dangkal dapat dilakukan dengan mesin pompa air berbahan bakar bensin atau solar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI