Suara.com - Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaen menanggapi ucapan "Terima Kasih Pak Jokowi" di badan pesawat Garuda Indonesia. Menurutnya tulisan tersebut dinilai berlebihan di tengah permasalahan laporan keuangan.
Dikutip dari akun Twitter pribadinya @FerdinandHaen2, Ferdinand mengatakan, Garuda Indonesia dinilai memanfaatkan momen haji untuk mengambil hati Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan ucapan tersebut.
"Menurut saya Garuda berlebihan membuat tulisan itu. Mungkin motifnya untuk mengambil hati pak Jokowi di sela masalah laporan keuangan yang dihadapi Garuda," cuit Ferdinand di Twitter yang dikutip Suara.com, Senin (8/7/2019).
Ferdinand berharap Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara segera dicopot dari jabatannya.
Baca Juga: 5 Dosa-dosa Garuda Indonesia Versi Luhut dari Masa ke Masa
"Saya yakin pak @jokowi tidak senang dengan ini dan semoga Dirut Garuda ini segera dipecat. @KemenBUMN," kata Ferdinand.
Sebelumnya, puluhan massa yang tergabung dalam Aliansi Muda Untuk Demokrasi (Almud) melakukan aksi unjuk rasa menuntut agar Dirut PT Garuda Indonesia (Persero), Ari Askhara segera dipecat dari jabatannya.
Unjuk rasa ini dilakukan setelah Almud mengendus adanya penipuan publik yang dilakukan oleh Ari Askhara dalam Laporan Posisi Keuangan (LPK) tahunan perusahaan tahun 2018.
Berdasarkan informasi sebelumnya, diperoleh keterangan bahwa Garuda mencatatkan keuntungan sekitar Rp 11 miliar di Desember 2018. Namun pada tahun 2017, maskapai pelat merah ini mengalami defisit hingga Rp 3 triliun.
"Pada laporan 31 Desember 2018 dituliskan bahwa PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk meraup laba bersih USD 809,85 ribu atau sekitar Rp 11 miliar. Padahal kita ketahui bersama, PT Garuda mengalami kerugian cukup dalam pada 2017 mencapai Rp 3 triliun," ujar Koordinator Almud, Fadhli di Jakarta, Selasa (2/7/2019).
Baca Juga: Usai Dicecar KPPU, Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara Mundur