Aksi Mogok Sopir Bus Damri, Layanan Rute Bandara Soekarno-Hatta Terganggu

Sabtu, 06 Juli 2019 | 11:22 WIB
Aksi Mogok Sopir Bus Damri, Layanan Rute Bandara Soekarno-Hatta Terganggu
Ilustrasi aksi mogok. [Suara.com/Dwi Bowo Raharjo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aksi mogok kerja dilakukan pengemudi Bus Damri rute Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang. Akibatnya pelayanan penumpang Bus Damri pada rute tersebut terganggu.

Direktur Perum Damri Setia N Milatia Moemin menjelaskan terganggunya layanan merupakan dampak aksi mogok pengemudi Damri yang dilakukan sejak Jumat (6/7/2019) lalu. Menurutnya tuntutan yang dilakukan yaitu, terkait kebijakan manajemen mengenai helper atau kenek.

"Hari ini layanan Damri untuk trayek-trayek Basoetta (Bandara Internasional Soekarno-Hatta) mengalami gangguan sebagai imbas dari pengemudi yang mogok kerja. Tuntutannya adalah agar helper-helper lama direkrut oleh Damri dan diposisikan di dalam bus kembali," ujar Setia dalam keterangan tertulis, Sabtu (6/7/2019).

Setia menerangkan titik temu sudah dilakukan oleh pihak manajemen dengan massa aksi sudah tercapai yaitu jumlah jumlah helper off board ditambah dan rute sibuk diberi helper on board. Namun demo dipicu segelintir orang yang melakukan provokasi.

Baca Juga: Duit Musala Tak Jelas, Siswa SMAN 5 Padang Gelar Aksi Mogok Belajar

"Pengemudi yang sudah bersikap anarkis, berbalik meminta Damri mengeluarkan surat kesepakatan damai dan menjamin bahwa para pengemudi yang anarkis tersebut tidak dirotasi atau tidak dipecat," terangnya.

Setia menuturkan Damri telah membuat empat kebijakan terkait helper atau kenek. Pertama Damri telah melaksanakan penggunaan electronic ticketing system di Bandara Soekarno-Hatta.

Kedua, dengan layanan sistem e-tiket, layanan helper di dalam bus (on board) sudah tidak diperlukan. Namun layanan helper dipindahkan ke luar bus (of board).

Ketiga, Damri melakukan pembenahan status helper untuk status ikatan kerja dan dilakukan tes 300 orang helper, hanya 90 orang yang lulus. Namun helper mengundurkan diri dan terprovokasi untuk melakukan protes.

Keempat, sistem e-tiket Damri dinilai untuk mengendalikan pendapatan. Tanpa helper on board, pendapatan meningkat per hari hingga 40 persen.

Baca Juga: Aksi Mogok Pilot Garuda, Pertemuan dengan Menteri BUMN Nihil

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI