Suara.com - Hari ini, Jumat (5/7/2019), PT PLN meresmikan terminal batubara PLTU Jawa 7. Peresmian dilakukan langsung oleh Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Barat PLN, Haryanto W.S.
Acara ini berlokasi di Desa Terate, Kecamatan Kramatwatu, Serang, Banten, dan dihadiri juga oleh Direktur Utama PJB, Iwan Agung, dan Direktur Utama Pembangkitan Jawa Bali Investasi (PJBi), Gunawan. Kegiatan ini menjadi simbol kesiapan pasokan batu bara dalam mendukung pengoperasian PLTU Jawa 7, yang rencananya akan mulai beroperasi secara komersial untuk mendukung pasokan sistem Jawa - Bali pada Oktober 2019 untuk unit 1, dan April 2020 untuk unit 2.
“PLTU Jawa 7 merupakan bagian dari perwujudan nyata program pemerintah dalam pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 35.000 MW. Kita harap, pengoperasian PLTU Jawa 7 akan menjadi kado bagi masyarakat Indonesia,” kata Haryanto.
Ia menambahkan, peresmian terminal batu bara ini menjadi titik krusial dalam percepatan pembangunan PLTU Jawa 7.
Baca Juga: Siap Topang Kebutuhan Listrik Industri, Ini yang Dilakukan PLN
“Dengan adanya terminal batu bara ini, maka dapat segera dilakukan berbagai rangkaian performance test, seperti Realibility Run Test, Boiler Test hingga mendapat Sertifikat Laik Operasi (SLO), dan mempercepat proses menuju COD,” lanjut Haryanto.
PLTU Jawa 7 akan menjadi PLTU batubara terbesar dan pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi boiler Ultra Super Critical (USC), dengan bahan bakar batu bara low rank yang memiliki nilai kalor 4000 hingga 4600 kCal per kilogram, dengan mengkonsumsi sekitar 7 (tujuh) juta ton per tahun bila sudah beroperasi 2 unit.
Teknologi USC dapat meningkatkan efisiensi pembangkit 15 persen lebih tinggi dibandingkan non USC, sehingga menurunkan biaya bahan bakar per kWh. Selain itu, PLTU Jawa 7, dalam operasinya menggunakan SWFGD (Sea Water Fuel Gas Desulfurization), sehingga sangat ramah lingkungan, karena penyaluran batu bara dari tongkang menggunakan coal handling plant sepanjang 4 kilometer, sehingga tidak ada batu bara yang tercecer hingga coal yard.
Peletakan batu pertama PLTU Jawa 7 dilakukan Presiden Joko Widodo, pada 5 Agustus 2017. Hingga saat ini, progres pembangunan pembangkit unit 1 mencapai 99,08 persen per Mei 2019.
Nantinya, daya pembangkit akan disalurkan untuk memperkuat sistem interkoneksi Jawa -Bali melalui jaringan Suralaya - Balaraja 500 kV.
Baca Juga: Kurang dari Satu Tahun, PLN Naik Credit Rating dari S&P Dua Kali
Segala proses pembangunan PLTU Jawa 7 ke depan diharapkan dapat berjalan lancar, sehingga mendukung PLN dalam memenuhi kebutuhan listrik pelanggan, sekaligus menopang pertumbuhan ekonomi nasional.