Kekeringan di Indramayu, Pemerintah Salurkan Bantuan Air Bersih ke Petani

Kamis, 04 Juli 2019 | 09:23 WIB
Kekeringan di Indramayu, Pemerintah Salurkan Bantuan Air Bersih ke Petani
Sejumlah daerah di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, berpotensi mengalami kekeringan ekstrem pada dasarian II Juli 2019. (Dok : Kementan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejumlah daerah di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, berpotensi mengalami kekeringan ekstrem pada dasarian II Juli 2019. Instansi terkait pun telah menyalurkan air bersih ke sejumlah desa yang mengalami krisis air bersih.

Ratusan pompa sudah turun untuk disiagakan di Indramayu, agar petani dapat terus mendapatkan pasokan air. Salah satunya terlihat di Desa Sidamulya, Kecamatan Bongas, Kabupaten Indramayu. Para penyuluh mendampingi untuk mengupayakan petani mendapatkan air dengan pompanisasi di saluran sekunder.

"Yang penting tanaman padinya terselamatkan, namun dampaknya, petani di ujung (hilir) tidak kebagian air," tutur Direktur Irigasi Pertanian, Kementerian Pertanian, Rahmanto, saat melakukan monitoring kekeringan di Jabar.

Data dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jabar hingga 2 Juli 2019, di Kabupaten Indramayu tercatat 14.617 hektare luas pertanaman padi terancam kekeringan, dari luas tanam yang mencapai 97.107 hektare, atau hanya sekitar 7,83 persen.

Baca Juga: Atasi Kekeringan di Magetan, Kementan Ambil Langkah-langkah Antisipasi

Rahmanto menyebutkan, mayoritas yang terkena dampak kekeringan adalah sawah tadah hujan yang tidak mengalami hujan lebih dari 30 hari.

Kabupaten Indramayu memang dikenal sebagai daerah dengan potensi air yang rendah, dan mayoritas petani tidak mengindahkan rekomendasi petugas untuk bertanam.

"Potensi sumber air juga hanya bisa mengairi sawah yang terdekat dengan sumber air," tuturnya.

Karenanya, pompanisasi bisa menjadi jalan bagi sawah yang terletak jauh dari sumber air. Namun penggunaan pompanisasi juga membutuhkan upaya lainnya, agar petani mendapatkan air yang merata.

Lebih lanjut Rahmanto menuturkan, jika pemerintah telah mengupayakan berbagai upaya untuk mengatasi kekeringan tersebut, utamanya bagi daerah yang terkenal rawan kekeringan. Upaya itu adalah perbaikan saluran irigasi (jitut dan jides), mobilisasi pompa air untuk mengamankan standing corp terutama pada daerah yang masih memiliki sumber air (sumur pantek, sungai dan lain sebagainya).

Baca Juga: Seperti Padi, Kementan Upayakan Cabai dan Bawang Ditanggung Asuransi

Kemudian melakukan penerapan teknologi yang efektif dan efisien supaya areal yang terairi lebih luas, seperti gilir giring, intermiten dan sebagainya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI