Suara.com - Uni Eropa dan Vietnam telah menandatangani perjanjian perdagangan untuk pertama kalinya. Adapun dilakukannya perjanjian tersebut untuk mengurangi tarif impor sebesar 99 persen.
Seperti dikutip Reuters, Minggu (30/6/2019) kedua belah pihak mengumumkan kesepakatan ditandatangani Komisaris Perdagangan Uni Eropa Cecilia Malmstrom dan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Vietnam Tran Tuan Anh.
Dalam Perjanjian itu, 99 persen tarif impor terutama untuk produk pertanian bisa ditekan.
Uni Eropa mengibaratkan, perjanjian perdagangan ini sebagai kesepakatan perdagangan bebas paling ambisius yang pernah dibuat dengan negara berkembang.
Baca Juga: Perang Dagang Makin Panas, Trump Ancam Berlakukan Tarif Impor China
Perjanjian dengan Uni Eropa diharapkan membuka pasar layanan publik seperti untuk sektor pengiriman barang, perbankan dan maritim.
Uni Eropa merupakan pasar ekspor terbesar kedua Vietnam setelah Amerika Serikat dengan ekspor utama termasuk produk garmen dan alas kaki.
Pemerintah Vietnam mengatakan setelah penandatanganan perjanjian ECFTA akan meningkatkan ekspor Uni Eropa ke Vietnam sebesar 2,18 persen hingga 3,25 persen per tahun pada tahun 2023. Serta 4,57 persen hingga 5,30 persen per tahun antara tahun 2024 - 2028.
Diketahui di Asia, Uni Eropa memiliki perjanjian perdagangan dengan Korea Selatan, Jepang dan Singapura. Dalam waktu dekat ini Uni Eropa juga akan melakukan negosiasi dagang dengan Indonesia, Malaysia Filipina dan Thailand.
Untuk Kesepakatan Uni Eropa dan Singapura rencananya akan berlaku pada akhir tahun ini.
Baca Juga: Cina Bersumpah Akan Balas AS Jika Tarif Impor Naik Lagi