Suara.com - Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra memprediksi nilai tukar rupiah masih perkasa melawan pergerakan dolar AS.
Menurut pengamatan Ariston, penguatan rupiah ini didorong dari indeks dolar AS yang masih melemah dan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun yang juga masih tertekan.
Selain itu, sambungnya, neraca Perdagangan RI yang surplus juga menopang penguatan rupiah terhadap dolar AS.
Akan tetapi, tambah Ariston, pergerakan rupiah dibayangi kenaikan harga minyak mentah karena ketegangan politik antara AS dan Iran yang bisa menahan laju penguatan rupiah.
Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Terus Menguat ke Level Rp 14.000 Per Dolar AS
"Rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp 14.080 - Rp 14.180," kata Ariston di Jakarta, Selasa (25/6/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan rupiah pada Senin (24/6/2019) berada di level Rp 14.146 per dolar AS.
Level itu menguat bila dibandingkan Jumat sebelumnya yang berada di level Rp 14.155 per dolar AS.
Sementara itu, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, rupiah pada Senin berada di level Rp 14.165 per dolar AS.
Posisi itu melemah dibandingkan pada Jumat sebelumnya yang berada di level Rp 14.116 per dolar AS.
Baca Juga: Derasnya Modal Asing Masuk ke RI Jadi Penyelamat Nilai Tukar Rupiah