"Tinggal eksekusi penerimaan barangnya di lapangan, Insya Allah dalam waktu dekat ini, akan diselesaikan karena kita tinggal menunggu kiriman barang," tuturnya.
Bantuan tersebut, kata Helmi, sesuai dengan pengajuan gapoktan melalui proposal, yang membutuhkan bantuan alsintan. Namun, tidak semua proposal bisa diakomodir karena pihaknya melakukan survey dan penilaian atas pengajuan tersebut.
"Kita lihat apakah layak atau tidak, baru kita memutuskan untuk kita berikan bantuan. Karena biasanya petani tiap mengajukan proposal, dan tentunya dilihat kalkulasi semua kelompok sudah menerima bantuan alsintan. Sehingga kalau ada proposal tentu dipelajari, khususnya apakah bantuan sebelumnya masih bisa di pakai lagi atau tidak," katanya.
Ia berharap kedepan para petani untuk merubah mindset dan prilaku dalam bercocok tanam. Sebab dari evaluasi yang dilakukan, gapoktan di masing-masing wilayah berbeda hasil produksi dalam bercocok tanam padahal bantuannya sama saja.
Baca Juga: Subsidi Asuransi Pertanian Rp 163 Miliar, Kementan Perbaiki Pelayanan
"Kalau kita melihat masalah pertanian, sebenarnya kalau sudah pada kelompok, ini tinggal keseriusan petani itu sendiri, mau apa tidak merubah prilaku dan pola pikir. Karena kita lihat dengan bantuan yang sama, posisi yang sama, kelompok ini kok beda. Mindset dan ketekunan petani itu sendiri, dalam bercocok tanam ini, maka kedepan itu harus dirubah," pungkasnya.