Perang Tarif Ojol Bisa Berbuntut Negatif ke Banyak Pihak

Jum'at, 21 Juni 2019 | 16:04 WIB
Perang Tarif Ojol Bisa Berbuntut Negatif ke Banyak Pihak
Sejumlah pengemudi ojek online menunggu penumpang di depan Stasiun Sudirman, Jakarta, Selasa (26/3). [Suara.com/Muhaimin A Untung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Polemik perang tarif transportasi online memang tengah hangat diperbincangkan. Terutama pada perang potongan tarif atau diskon pada ojek online (Ojol).

Pengamat Kebijakan Publik, Haryadin Mahardika meminta, pihak terkait untuk mengatur perang tarif diskon pada Ojol. Pasalnya, banyak pihak yang merugi jika perang diskon tarif itu terjadi.

"Kalau kita tidak mengatur persaingan ini tidak tepat pada akhirnya yang merugi banyak pihak," ujar dia dalam sebuah diskusi di Restoran Beautika Jalan Abdul Muis, Jakarta Pusat, Jumat (21/6/2019).

Haryadin yang juga ekonom UI ini menuturkan, jika perang tarif diskon tersebut dibiarkan, maka akan timbul persaingan tak sehat.

Baca Juga: Penumpang Tak Pakai Helm, Begini Reaksi Lucu Abang Ojol di Depan Petugas

Apalagi, sambungnya, di Indonesia ini hanya ada dua pemain saja yaitu Go-Jek dan Grab. Sehingga, kalau salah satu pemain sangat kuat pendanaannya bisa membunuh pemain lainnya.

"Ini baru akan berakhir kalau salah satu menyatakan tidak sanggup lagi. Itu bisa saja terjadi salah satu, tinggal dua pemain. Bukan tidak mungkin," tutur dia.

Maka dari itu, Haryadin mengingatkan kepada regulator dalam hal ini Kementerian Perhubungan untuk kembali fokus mengatur perang tarif diskon ini.

"Sehingga benar-benar harus menjadi fokus regulator. Karena Pasar Indonesia satu-satunya di Asia Tenggara yang masih sehat. Kalau sudah tidak sehat lagi benefitnya engga ada," tutup dia.

Baca Juga: Sejak Cintanya Ditolak Anak Kos, Adi Driver Ojol Doyan Intip Korban Mandi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI