Suara.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menginginkan proses pembangunan Pelabuhan Marunda, Jakarta Utara, terus berjalan untuk menopang kegiatan kepelabuhan di Pelabuhan Tanjung Priok.
"Harapan saya tetap berjalan, supaya tidak ada stagnan," ujar Menhub Budi Karya di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta.
Menhub menilai, keberadaan Pelabuhan Marunda melayani bongkar muat produk curah seperti batubara, komoditas cair, dan lain-lainnya. Dengan begitu, dapat mengurangi beban yang ada di Tanjung Priok yang sudah terlalu padat.
"Ini dapat mengurangi tekanan terhadap Tanjung Priok," ucapnya.
Baca Juga: Tiket Pesawat Masih Mahal, Menhub Budi Karya: Itu Bukan Urusan Saya
Agar pembangunan Pelabuhan Marunda tidak berhenti, Budi Karya menginginkan adanya rekonsiliasi antara pemegang saham yang saat ini sedang dalam proses peradilan.
"Pelabuhan tetap berjalan, kami nunggu keputusan dari pengadilan saja. Harapan saya ada rekonsiliasi di antara mereka, ada take and give," ucap Budi.
Untuk diketahui, Pelabuhan Marunda dioperasikan oleh PT Karya Citra Nusantara (KCN) yang merupakan anak perusahaan dari PT Kawasan Berikat Nasional (KBN) dan PT Karya Tekhnik Utama (KTU).
Pembangunan Pelabuhan Marunda kini menuai polemik berlarut-larut. Hal ini bermula saat KTU memenangkan tender pengembangan kawasan Marunda yang digelar KBN pada 2004.
Setahun kemudian, KTU dan KBN bersepakat membentuk anak perusahaan dengan restu Kementerian BUMN dan Gubernur DKI Jakarta dengan komposisi saham KBN 15% berupa goodwill yang tidak akan terdelusi dan KTU 85%.
Baca Juga: Pelabuhan Marunda Mandek, KBN dan KCN Diminta Cari Solusi Bersama
Proyek pembangunan infrastruktur tol laut KCN dari awal di sepakati Non APBN/APBD.