Suara.com - Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (ASITA) menyatakan kebijakan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terkait efisiensi perjalanan dinas akan mempengaruhi sektor pariwisata dalam negeri.
"Terutama di Jawa Tengah akan berimbas," kata Wakil Ketua Asita Jawa Tengah Daryono.
Ia mengatakan, selama ini industri pariwisata di Jawa Tengah masih mengandalkan sektor Meeting, Incentive, Conference, and Exhibition (MICE). Bahkan, kata dia, sektor ini mendominasi hingga 80 persen.
"Sedangkan sisanya wisata dengan tujuan leasure," katanya.
Baca Juga: Sri Mulyani dan Bos IMF Akrab Ubek-ubek Pasar Cari Oleh-oleh Usai G20
Daryono mengatakan untuk pasar terbesar MICE di Jawa Tengah juga masih dipegang oleh pemerintah.
Meski demikian, lanjut dia, kebijakan tersebut masih lebih baik jika dibandingkan dengan kebijakan beberapa waktu lalu di mana pemerintah sempat melarang kegiatan MICE dilaksanakan di perhotelan. Ia mengatakan kebijakan itu tentu berdampak negatif bagi sektor perhotelan.
"Kalau kebijakan ini (efisiensi perjalanan dinas) artinya perjalanan dinas masih diperbolehkan dengan catatan ada penghematan," katanya.
Namun kebijakan pasti tetap ada dampaknya. Untuk mengantisipasi terjadinya penurunan omzet, kata Daryono, pelaku perjalanan wisata bisa membuat paket-paket yang lebih hemat dan sesuai dengan anggaran di kementerian dan lembaga.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani meminta kementerian dan lembaga untuk lebih efisien dalam mengelola perjalanan dinas.
Baca Juga: Tiket Pesawat Mahal, Sri Mulyani Minta Kementerian Lembaga Berhemat
Hal itu dilakukan agar harga tiket pesawat yang tinggi tidak berpengaruh besar terhadap pembengkakan anggaran pemerintah. (Antara)