Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2020 sebesar 5,3 - 5,6 persen. Target tersebut bisa tercapai jika terjaganya pertumbuhan konsumsi, investasi, eskpor, hingga belanja pemerintah secara proporsional.
Sri Mulyani menerangkan, pemerintah perlu mengedepankan kehati-hatian karena resiko ekonomi global yang meningkat.
"Asumsi pertumbuhan ekonomi tahun 2020 sebesar 5,3-5,6 persen, pemerintah berpendapat perlunya sikap kehati-hatian namun penting untuk menjaga optimisme yang terukur," ujar Sri Mulyani saat menghadiri Rapat Paripurna DPR RI atas kerangka ekonomi makro (KEM) dan pokok-pokok kebijakan fiskal (PPK) RAPBN tahun 2020, Selasa (11/6/2019).
Ia menerangkan, pemerintah juga akan menjaga pertumbuhan ekonomi, serta meningkatkan investasi melalui perbaikan dan penyederhanaan regulasi.
Baca Juga: Pria Bersorban Pengancam Bunuh Jokowi dan Wiranto Ditahan 20 Hari
Selain itu Sri Mulyani menilai perlu adanya perbaikan iklim investasi serta pemberian fasilitasi dan promosi investasi.
"Hal ini sejalan dengan pendapat F-HANURA agar Pemerintah lebih pro-aktif dengan menjajaki langsung perusahaan yang akan berinvestasi di Indonesia," tuturnya.
Menurut Sri Mulyani, pemerintah harus mewaspadai gejolak arus modal global seperti yang terjadi pada tahun 2018, yang berpotensi melemahkan investasi.
Selain tingkat pertumbuhan ekonomi, pemerintah juga harus fokus pada peningkatan kualitas dan pemerataan kesejahteraan.
"Pertumbuhan ekonomi harus bersifat inklusif dan berkualitas sehingga dapat berdampak pada pengurangan pengangguran, penurunan tingkat kemiskinan, dan peningkatan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia," tuturnya.
Baca Juga: Banyak Dalil Kecurangan Tim Jokowi, Gugatan Prabowo Diprediksi Ditolak MK