Inflasi Mei 2019 Lebih Tinggi dari 2 Tahun Lalu, Ternyata Ini Penyebabnya

Senin, 10 Juni 2019 | 14:29 WIB
Inflasi Mei 2019 Lebih Tinggi dari 2 Tahun Lalu, Ternyata Ini Penyebabnya
Kepala BPS Kecuk Suhariyanto di Jakarta. [Suara.com/Dian Kusumo Hapsari]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada bulan Mei 2019 terjadi inflasi 0,68 persen. Dilihat dari statistik inflasi pada Mei 2019 ini lebih tinggi dibandingkan Mei 2018 dan 2017 yang sebesar 0,39 persen dan 0,21 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, tingginya inflasi pada bulan Mei 2019 ini karena perbedaan situasi bulan Ramadan.

Dia menerangkan, pada tahun 2017 dan 2018 Ramadannya jatuh pada 25 Mei dan 15 Juni, sehingga inflasinya terbagi dua antara bulan Mei hingga Juni.

"Sehingga Ramadan di Bulan Mei ini, maka kenaikan harganya akan menumpuk di Mei. Kemungkinan besar di Juninya rendah, jadi situasinya agak berbeda," kata Suhariyanto di Kantor BPS Pusat, Jakarta, Senin (10/6/2019).

Baca Juga: Mei Inflasi 0,68 Persen, Gubernur BI: Biasa Ramadan Lebaran

Sementara itu, dilihat dari tahun ke tahun (yoy), menurut pria yang akrab disapa Kecuk ini mengatakan, inflasi di Bulan Mei masih terjaga sebesar 3,32 persen.

Dia memperkirakan inflasi bakal terus terkendali hingga akhir tahun, bahkan di bawah target pemerintah 3,5 persen.

"Dengan angka ini maka inflasi yoy adalah 3,32 persen lebih rendah dari inflasi Mei 2017 yang 4,33 persen sedikit lebih tinggi dibanding Mei 2018 3,23 persen," ucap dia.

Sebelumnya, Suhariyanto mengungkapkan, penyebab inflasi Mei 2019 karena kenaikan harga cabai merah, daging ayam ras, bawang putih, ikan segar, tarif angkutan udara, tarif antar kota, tarif kereta api, serta tarif parkir.

"Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga yaitu bawang merah dan beras," tutur dia.

Baca Juga: Klaim Bahan Pokok Aman Jelang lebaran, Mendag: Inflasi Terkendali

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI