"Untuk mengatasi hal tersebut, pertanian di lahan rawa pasang harus dilakukan secara hati-hati. Membuat sistem bendungan dan irigasi bisa menjadi metode yang tepat untuk mengatasi masuknya air asin ke lahan pertanian," tuturnya.
Tantangan terakhir tidak dapat dilepaskan dari sumber daya manusia (SDM). Masih banyak petani di Indonesia yang belum paham dengan sistem bertani di lahan rawa. Begitu pula dengan pemahaman tentang irigasi.
"Apa yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan sosialisasi secara gencar. Pemerintah menggandeng gapoktan (gabungan kelompok tani) untuk melakukan kegiatan pertanian di lahan rawa. Dengan praktik langsung seperti ini, mereka diharapkan bisa langsung memahami cara kerja pertanian lahan rawa," papar Sarwo Edhy.
Setelah petani berhasil pun tidak langsung dilepas, tetapi harus terus dipantau hingga bisa mendapatkan hasil pertanian dari lahan rawa.
Baca Juga: Program Serasi, Kementan Targetkan Pemanfaatan 400 Ribu Ha Lahan Rawa
"Memang terdengar sulit. Namun dengan adanya teknologi seperti saat ini, bertani di lahan rawa bukanlah sebuah hal yang mustahil," pungkasnya.