Kementan Optimistis Program Serasi Mampu Tingkatkan Produksi Pertanian

Selasa, 04 Juni 2019 | 08:59 WIB
Kementan Optimistis Program Serasi Mampu Tingkatkan Produksi Pertanian
Ilustrasi padi. (Dok : Kementan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan optimistis, Program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) bakal bisa diandalkan untuk meningkatan produksi. Potensi pengembangan lahan rawa di Indonesia pun sangat besar, dengan luas lahan mencapai 33,40 juta hektare.

"Jika dikembangkan dengan benar, lahan rawa juga bisa memberikan hasil pertanian yang sangat menguntungkan. Agar bisa memanfaatkan lahan rawa dengan tepat, petani harus berani menghadapi tantangan di lahan rawa," ujar Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, tantangan utama bertani di lahan rawa adalah menghadapi tingkat keasaman yang tinggi. Lahan rawa dengan kondisi gambut tebal, yang memiliki kedalaman antara 3 - 5 meter, memiliki kadar asam yang sangat tinggi, pH < 4.

Akibatnya, zat hara akan sulit ditemukan di lahan seperti ini. Padahal zat hara sangat penting dalam pertumbuhan tanaman.

Baca Juga: Program Serasi, Kementan Targetkan Pemanfaatan 400 Ribu Ha Lahan Rawa

"Namun sekarang sudah ada beberapa inovasi teknologi yang memungkinkan tanaman tumbuh di lahan rawa. Pemerintah sudah berhasil mengembangkan bibit unggul yang mampu bertahan di tingkat keasaman tinggi," katanya.

Selain kondisi gambut, lahan rawa juga rentan dengan risiko oksidasi pirit. Lahan rawa memiliki lapisan gambut tipis (sekitar 20 centimeter), yang kemudian di bawahnya ada lapisan sulfidik (pirit yang berlum teroksidasi).

"Kondisi tersebut normal dan ditemukan pada kebanyakan lahan rawa, baik pada lahan rawa pasang maupun lahan rawa lebak," sebutnya.

Namun situasi bisa menjadi sulit jika tiba-tiba lahan rawa mengalami kekeringan karena adanya reklamasi. Pirit yang awalnya stabil dan berada di bawah lapisan gambut akan menjadi tidak stabil dan bersifat aerob.

Kondisi ini akan menyebabkan tanaman mengalami kerusakan pada bagian akar, karena pirit menjadi racun bagi mereka.

Baca Juga: Optimalkan Lahan Rawa, Pemerintah Lakukan Program Serasi

Tantangan berikutnya, intrusi air laut atau pasang surut air laut. Tanpa penanganan yang tepat, pasang surut air laut akan membawa air asin ke lahan pertanian. Padahal seperti yang sudah diketahui, air asin tidak baik untuk tanaman dan bisa menyebabkan tanaman mati mendadak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI