"Semalam sudah laku sampai Rp 500.000, sampai hari ini belum saya hitung, bisa Rp 1,5 juta, karena sudah satu setengah karung laku," ujarnya.
Pengrajin tiban lainnya, Muhamad Saiful (40) juga mengaku mendapat rejeki yang lumayan selam dua hari ke depan. Dari tiga karung janur kuning yang dia bawa, bisa mendapat untung 100 persen.
"Satu karung harga Rp 200.000 - Rp 250.000, isi 700 helai, satu helai janur yang sudah jadi ketupat dijual Rp 800 sampai Rp1000," katanya.
Bersama saudaranya, Saiful bisa membawa uang hasil jualan bungkus ketupat janur kuning selama dua hari berkisar antara Rp 2 juta hingga Rp 2,5 juta.
Baca Juga: Mudik Mewah Ala Artis, Ada yang Gunakan Jet Pribadi
"Lumayan mas bisa untung 2 juta jika dikurangi ongkos kulakan, bisa buat lebaran sama keluarga di desa," kata Saiful, yang berasal dari Genuk, sebuah desa pinggiran Kota Semarang.
Seorang pembeli Ida Hanifah (37), merasa terbantu dengan adanya pengrajin tiban ketupat janur kuning. Dia lebih memilih membeli bungkus ketupat lalu memasak sendiri ketupat di rumah.
"Kalau beli ketupat matang kadang kurang enak rasanya, juga antri dan terbatas. Kalau beli bungkusnya dan buat sendiri lebih hemat," ujarnya.
Ketupat janur kuning itu dia wajib sediakan saat berlebaran, terutama usai salat Idul Fitri. Bersanding dengan opor ayam, sambal goreng, daging ayam, menjadi menu wajib di keluarganya saat berlebaran.
"Kurang afdol rasanya jika tidak ada ketupat janur kuning saat menikmati menu Lebaran, harganya juga relatif murah dan lebih higienis dibanding bungkus ketupat pakai plastik," tukas p enjual ketupat janur kuning di pinggir jalan ini.
Baca Juga: Bandingkan dengan Petinggi Bayern, Louis van Gaal Cibir CEO Man United
Kontributor : Adam Iyasa